Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asuhan Keperawatan Tipoid

Asuhan Keperawatan pada Pasien Dewasa dengan Tipoid

1. Pengertian

Tipoid atau disebut juga dengan demam tipoid atau tipod abdominalis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typii. Umumnya diakibatkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

2. Pengkajian Keperawatan

a. Data Subjektif:
- Sakit kepala (pusing), nyeri perut, nyeri otot, pegal-pegal, nafsu makan turun, mual dan muntah, insomnia

b. Data Objektif:
- Demam Intermitten (yaitu suhu tubuh turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari)
- Konstipasi/diare
- Penurunan kesadaran (somnolen atau koma), jika semakin memberat
- Pembesaran hati (hepatomegali) dan/atau pembesaran limpa (splenomegali)
- Hasil tes Widal positif (titer 1/320) atau Uji Tubex positif (skor >4)

3. Diagnosis Keperawatan

a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
b. Hipovolemia ditandai dengan evaporasi dan kekurangan intake cairan
c. Defisit nutrisi ditanda dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan mencerna dan mengabsorbsi makanan

4. Intervensi Keperawatan

a. Manajemen Demam
- Monitor tanda-tanda vital
- Tutupi badan dengan selimut/pakaian yang tepat (selimut/pakaian tebal saat merasa dingin dan tipis saat merasa panas)
- Berikan kompres hangat
- Anjurkan pasien tirah baring
- Kolaborasi pemberian antipiretik
- Kolaborasi pemberian antibiotik (Kloramfenikol, Tiamfenikol, kotrimoksazol, ampisilin, atau seftriakson)

b. Manajemen Hipovolemia
- Monitor tanda dan gejala hipovolemia (frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, TD menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urine menurun, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Kolaborasi pemberian cairan intravena

c. Manajemen Nutrisi
- Monitor asupan makanan
- Monitor bising usus
- Lakukan oral hygien sebelum makan
- Berikan makanan cair, lunak atau tim
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan makanan rendah serat untuk mencegah perdarahan dan perforasi
- Ajarkan diet yang diprogramkan
- Kolaborasi pemberian antiemetik
- Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang diberikan

5. Evaluasi Keperawatan

a. Termoregulasi membaik, dengan kriteria hasil: suhu tubuh normal, menggigil menurun
b. Status cairan membaik, dengan kriteria hasil: frekuensi nadi 60-100x/menit, nadi teraba kuat, TD dalam batas normal, turgor kulit membaik, membran mukosa lembab, volume urine cukup (0,5cc/kgBB), haus menurun
c. Status nutrisi membaik, dengan kriteria hasil: nafsu makan meningkat, porsi makanan yang dihabiskan meningkat, diare/konstipasi menurun, bising usus normal (5-20x/menit)

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansyoer (1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius. FKUI. Jakarta.
Suhendro, dkk. (2006) Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua. Penerbit FKUI. Jakarta
Hudack & Gallo (1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.
Doenges, EM (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI