Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KEBUTUHAN AKTIVITAS


KEBUTUHAN AKTIVITAS

Aktivitas adalah suatu keadaan bergerak dimana manusia memerlukannya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

A.  SISTEM YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN AKTIVITAS :          
  1. Tulang
  2. Otot dan tendon
  3. Ligamen
  4. Sitem syaraf
  5. Sendi

     Keterangan :
  1. Tulang
Ada 206 tulang dalam struktur tubuh manusia
          

Fungsi :
#  Membentuk rangka dan tempat melekatnya otot
#  Penyimpan kalsium dan fosfor
#  Pelindung organ dalam
#  Tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah
 


          Tiga ( 3 ) jenis tulang :
          #  Pipih
          #  Kuboid
          #  Panjang

      2.   Otot
 


          # Mampu kontraksi
       # Dihubungkan dengan tulang melalui tendon ( jaringan ikat yang  melekat pada insersinya di tulang ) 

  1. Ligamen : bagian yang menghubungkan antara tulang dengan tulang





  1. Sistem syaraf
 



Terdiri atas :
             # SS Pusat ( otak dan medulla spinalis )
             # SS Tepi ( percabangan dari SS Pusat )      
 


          Setiap syaraf memiliki bagian :
          # Somatis ( fungsi sensorik dan motorik )
          # Otonom

      5.   Sendi ( tempat bertemunya 2 tulang atau lebih )
      
Ada 3 proses penting yang menyebabkan terjadinya  pergerakkan :
a. Stimulasi saraf motorik:
   Upper Motor Neuron merupakan saraf yang berjalan dari otak ke sinaps pada bagian anterior horn medulla spinalis, sedangkan Lower Motor Neuron merupakan saraf yang keluar dari medulla spinalismenuju ke otot rangka. Signal listrik dan potensial aksi terjadi sepanjang mealin sepanjang akson saraf motorik. Impuls listrik berjalan dari saraf motorik ke sel otot melalui sinaps dengan bantuan neurotransmitter asetilkolin.
b. Transmisi neuromuskular:
    Asetilkolin dihasilkan vesikel akson terminal, adanya depolarisasi dan potensial aksi pada akson terminal merangsang ion kalsium dari cairan ekstraseluler berpindah ke membrane akson terminal. Bersamaan dengan itu asetilkolin akan ditangkap oleh reseptor maka terjadilah potensial aksi pada sel otot dan terjadilah kontraksi
c. Eksitasi-kontraksi Couplin:
   Lepasnya ikatan troponin I dengan aktin menimbulkan trpomiosin    bergeser sehingga terjadi ikatan antara aktin dan myosin serta kontraksi otot terjadi            
B. KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS
     Mobilitas ( kemampuan bergerak secara bebas dan mudah )
 



     Jenis mobilitas :
     # Mobil;itas penuh
     # Mobilitas sebagian
         


      Faktor yang mempengaruhi :
      # Gaya hidup
      # Proses penyakit / cedera
      # Budaya
      # Energi
      # Usia


    



Imobilitas ( keadaan dimana tubuh tidak bergerak secara bebas/pembatasan gerak )
 



       Jenis imobilitas :
       # Fisik
       # Intelektual
       # Emosional
       # Sosial
    
       Perubahan system tubuh akibat imobilitas :
       # Perubahan metabolisme
       # Ketidakseimbangan cairan elektrolit
       # Gangguan fungsi gastrointestinal
       # Perubahan kardiovaskuler
       # Perubahan system integumen
       # Peruban eliminasi
       # Perubahan perilaku
       # Perubahan system musculoskeletal à menyebabkan  gangguan :
          à muscular (masa otot menurun – kekuatan otot menurun – atropi otot)
          à skeletal ( terjadinya kontraktur sendi dan osteoporosis )


ASKEP MASALAH KEBUTUHAN MOBILITAS dan IMOBILITAS

A Pengkajian Keperawatan:
    1. Riwayat penyakit sekarang
    2. Riwayat penyakit yang lalu
    3. Fungsi motorik
    4. Kemampuan mobilitas ( skala aktivitas / mobilitas ) :
        0 = mampu merawat diri secara penuh
        1 = perlu bantuan alat
        2 = perlu bantuan orang lain
        3 = perlu bantuan alat dan bantuan orang lain
        4 = tergantung penuh
     5. Rentang gerak ( Range of Motion / ROM )
     6. Skala kekuatan otot
         0 = Paralisis sempurna
         1 = Lengan tampak kontraksi sedikit dan ada tahanan saat jatuh
         2 = Mampu menahan tegak tapi dengan sentuhan jatuh
         3 = Mampu menahan tapi tidak mampu menahan dorongan
         4 = Mampu menahan dorongan minimal
         5 = Kekutan normal
     7. Perubahan Psikologis
    
B Diagnosa / Masalah Keperawatan:
    1. Gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang belakang
    2. Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan kekuatan otot
    3. Gangguan eliminasi akibat imobilitas
    4. Gangguan interksi social akibat imobilitas
    5. Gangguan keseimbangan cairan elektrolit akibat kurangnya intake

C Rencana / Intervensi Keperawatan dan Tindakan Keperawatan :
   1. Pengaturan posisi pasien :
       a. Fowler
          ( posisi duduk )
       b. Sim
          ( posisi miring kanan / kiri )
       c. Trendelenburg
           ( posisi kepala lebih rendah dari kaki )
       d. Dorsal Recumbent
           ( posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi )
       e. Lithotomi
           ( posisi berbaring terlentang dengan kedua kaki ditarik di perut )
       f. Genu Pectoral
           ( posisi menungging dengan dada menempel tempat tidur)
   2. Latihan ROM Pasif dan Aktif

D Evaluasi Keperawatan :
    # Peningkatan fungsi sitem tubuh
    # Peningkatan kekutan otot
    # Peningkatan fleksibilitas sendi
    # Peningkatan fungsi motorik


ASKEP PADA MASALAH MEKANIKA TUBUH DAN AMBULASI

A Pengkajian Keperawatan
    # Kaji kemampuan bergerak
        ( bankit dari posisi berbaring ke posisi duduk dll )

B Diagnosa / Masalah Keperawatan
    1. Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralisis
    2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan spasme pada ektremitas

C Rencana / Intervensi keperawatan dan Tindakan  Keperawatan :
    1. latihan ambulasi
       ( duduk ditempat tidur, turun dan berdiri, membantu berjalan )
  1. Membantu Ambulasi dengan memindahkan pasien
    ( dari tempat tidur ke branchard, dll )

D Evaluasi Keperawatan
    # menilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh, penggunaan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik, turun, berjalan.


MEMBANTU AMBULASI KLIEN
AMBULASI KLIEN
Ambulasi atau gerakan beralan untuk melakukan aktivitas perlu dibantu kususnya klien yang mengalami imobilisasi karena sakitnya dengan tetap menjaga posisi tubuh yang benar dan melakukan latihan ROM ( Range of Motion )  sampai batas kemampuan optimalnya.
MENGAJARKAN KLIEN MENGGUNAKAN ALAT BANTU JALAN MEKANIK
Tujuan :
    1. Meningkatkan kekuatan otot, gerak sendi dan kemampuan mobilisasi
    2. Menurunkan resiko komplikasi imobilisasi
    3. Menurunkan ketergantungan klien
    4. Meningkatkan rasa percaya diri
TERDAPAT BEBERAPA TINGKATAN ALAT BANTU MOBILISASI
  1. Tongkat ( Canes )
Alat Bantu jalan dengan support minimal terbuat dari kayu / besi untuk membantu keseimbangan badan :
# Tongkat standar
# Tongkat bertangkai
    ( Terdapat gagng untuk dipegang sehingga memudahkan klien yang mengalami kelemhan tangan )
# Tongkat segi empat
( Mempunyai 3 / 4 kaki sehingga memberikan keseimbangan lebih besar bagi klien dengan paralysis unilateral pada kaki )
  1. Tongkat penopang ( Kruk )
Terbuat dari kayu / besi sepanjang ujung mencapai aksila digunakan untuk memindahkan berat dari satu atau dua kaki:
# Tipe Kruk Aksila
( kebanyakan semua golongan umur )
# Tipe Kruk Lofstrand
( Mempunyai suatu pegangan tangan dan lingkaran besi yang melingkari lengan bawah dan berguna untuk klien yang mengalami ketidakmamouan permanent seperti paraplegia  )
# Tipe Kruk Platform
( Untuk klein yang tidak dapat menahan berat di pergelangan tangannya )
  1. Walkers ( Alat Bantu jalan )
Alat ini memliki dasr yang lebar sehingga memberi keseimbangan yang baik. Terdiri dari tangkai besi dengan pegangan tangan , 4 kaki yang kuat.

BEBERAPA HAL YANG BERKAITAN DENGAN ALAT BANTU
  1. Kruk
    • Ukuran kruk mencakup 3 hal yaitu : tinggi klien, jarak antara bantalan kruk dengan aksila ( 4-5 cm dibawah aksila ) dan sudut fleksi siku ( 15-30 derajat )
  2. Tongkat
Jarak tongakat dari samping telapak kaki 15-15 cm dan data fleksi siku 15-30 derajat
  1. Walker
Siku difleksikan pada susdut 15-30 derajat
  1. Menentukan teknik menggunakan langkah yang tepat
# Teknik 4 langkah
( Kruk ditempatkan didepan telapak kaki 15 cm, gerakkan maju kruk kanan 15 cm, gerakkan maju kaki kiri sejajar dengan kruk kiri
# Teknik 3 langkah
# Teknik 2 langkah
  1. Teknik langkah mengayun