MAKALAH BIOLOGI SISTEM GERAK MANUSIA
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan YME ,bahwa penulis telah menyelesaiakan tugas mata kuliah BIOLOGI
dengan membahas materi SISTEM GERAK.
Dalam penyusunan dan penulisan
tugas atau makalah ini,tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.Sehingga dalam
penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
dalam penulisan maupun materi,mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis.Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi menyempurnakan pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini
penulis jugah menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam memberikan informasi tentang materi yang terkait.
Semoga
materi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan menjadi
motifasi,khususnya bagi penulis.
Tulungagung,28-10-2011
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
……………………………………………………………….. i
Daftar isi ……………………………………………………………………… ii
Pendahuluan ………………………………………………………………
BAB I . Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
……………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah
…………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan
…………………………………………… 1
1.4 Manfaat
.............................................................................. 1
BAB II . Pembahasan
2.1 Pengertian Alat gerak ……………………………………………… 2
2.2 Macam
macam alat gerak ………………………………………... 2
2.3 Fungsi
rangka
….............…………………………………………… 3
2.4 Alat gerak
aktif dan pasif
………………………………………………. 3
2.5 Kelainan
pada sistem gerak
……………….………..…………….. 11
BAB III .Penutup
3.1 Kesimpulan
……………………………………………………
Daftar Pustaka ………………………………………………………………
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sering kali kita melakukan gerak , tetapi kurang menyadari adanya sistem
yang mempergerakan tubuh kita. Banyak sistem yang menggerakan tubuh kita
seperti di bantu otot ,rangka,tulang,daging,dan lain sebagainya.
Tanpa semua itu kita tidak dapat bergerak dan melakukan aktifitas
layaknya manusia lain. Otot,daging,rangka,dan tulang sangat
berperan penting dengan tubuh kita dan saling berpengaruh.Otot,daging,tulang
dan rangka adalah alat (SISTEM GERAK MANUSIA) seperti judul makalah sayapada
tugas biologi ini.
Karena mengingat waktu yang singkat,
banyak pembahasan sistem gerak manusia yang belum tertuang dalam makalah kami ini , jadi dalam keterbatasan mari kita bahas panduan
tentang sistem gerak pada manusia di makalah ini.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa pengertian gerak ?
2.
Apa macam-macam
alat gerak ?
3.
Apa itu rangka
dan fungsinya ?
4.
Apa alat gerak
aktif dan pasif ?
5. Apa macam-macam kelainan pada sistem
gerak ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui
pengertian gerak
2.
Mengetahui macam-macam alat gerak
3.
Mengetahui rangka dan fungsinya
4.
Mengetahui alat gerak aktif dan pasif
5. Mengetahui macam-macam kelainan pada sistem gerak
1.4 MANFAAT
SISTEM GERAK MANUSIA adalah pembahasan yang
penting di mana memberi kita wawasan tentang system gerak pada manusia . dan
mengetahui apa saja system gerak pada manusia .
Sangat penting mengetahhui hal ini karna sistem gerak pada manusia ada
pada diri kita masing-masing yang setiap harinya kita gunakan untuk melakukan
aktifitas berat mau pun ringan. Setidaknya kita mengetahui sedikit tentang
sistem gerak pada diri kita sendiri dalam makalah ini.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gerak
Salah satu ciri dari makhluk hidup
adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau
perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk
hidup akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang
mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia
dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat
mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang
tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang
dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu
organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada
seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi
alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih
rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan datang.
2.2 Alat
gerak
Alat-alat gerak yang digunakan pada
manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat
gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan
pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif
karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat
gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan
hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya.
Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar
dalam sistem gerak manusia dan hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena
otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung
menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat
bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan
otomatis tulang juga akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka
otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk
memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut
ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)
Rangka/Skeleton
Tulang-tulang yang bergabung
menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton. Berdasarkan letaknya
skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :
- Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar
tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat hampir di semua jenis
Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi
kecuali Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
2
2.
Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam
tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat pada seluruh Vertebrata, Class
Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia (PARAM) kecuali Reptilia
jenis Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata
Phyllum Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
2.3 Fungsi rangka :
- Memberikan bentuk tubuh makhluk
hidup.
- Melindungi organ-organ tubuh
yang vital.
- Menahan dan menegakkan tubuh.
- Tempat pembentukan sel darah.
- Tempat perlekatan otot.
- Tempat penimbunan/penyimpanan
zat kapur.
- Sebagai alat gerak pasif.
2.4 Alat gerak
pasif/tulang
Tulang dapat dibedakan berdasarkan
jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
1) Tulang rawan/tulang
muda/cartilago
- Cartilago berfungsi untuk
melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam proses
osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi
terutama pada saat proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan
rangka fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring dengan perkembangan fetus
menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta dewasa, maka cartilage
ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam
tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai
pada trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian ujung, ruas-ruas
persendian tulang.
Cartilago tersusun atas matriks
condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung zat perekat kolagen
yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya
condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak
cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks,
sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk
tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang rawan berawal dari selaput
tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk memberikan
kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh darah. Dalam
pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.
3
- Cartilago berdasarkan kandungan
matriksnya dibedakan menjadi :
- a. Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan
matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan halus. Cartilago
Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ
permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama dinding
trachea yang berbentuk cincin.
- b. Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan
matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago Fibrosa bersifat kurang
lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada tulang tempurung
lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
- c. Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan
matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang bercabang-cabang. Bersifat
lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila manusia
beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran
eustachius (pada telinga bagian tengah) dan daun telinga.
2) Tulang keras/tulang sejati/osteon
- Osteon berfungsi :
- Sebagai penyusun sistem rangka
tubuh.
- Sebagai pelindung organ-organ
yang vital.
- Terbentuk melalui proses :
- Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang
rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang keras.
Pada peristiwa ini tulang rawan akan
terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat perekat kolagen sehingga
akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat tulang mudah
retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh Calcium
dan fosfor (phosphate), hal inilah yang membuat osteon menjadi
keras.
- Kalsifikasi
Yaitu proses pengisian Calcium
Carbonat pada peristiwa osifikasi.
- Pembentuk sel tulang sejati
disebut osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast
yaitu sel tulang muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak
sel-sel tulang. Selaput pelindung tulang sejati disebut
periosteum. Kandungan yang terdapat dalam matriks osteon adalah
Calcium Carbonat atau CaCO3 dan Calcium Phosphat atau Ca3(PO4)2.
4
Apabila tulang dipotong secara
melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak gambaran suatu sistem yang
disebut sistem Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii yaitu suatu
kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah
dan saraf yang membentuk suatu sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella
konsentris atau lingkaran-lingkaran yang merupakan kesatuanpembuluh darah dan
sel saraf. Selain itu dalam lamella konsentris terdapat rongga/cawan
tempat sel tulang berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang telah mati hanya
akan nampak rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan dengan
saluran kecil beruapa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi untuk
menyalurkan kebutuhan nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini
tersusun dari pembuluh darah dan sel saraf.
- Pembagian tulang :
- a. Berdasarkan bentuknya
dibedakan menjadi : (PIPIPEN)
©
Tulang pipa/panjang
Tulang ini pada umumnya berbentuk
tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua bagian ujungnya terjadi perluasan
tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan dengan tulang yang lain.
Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak.
Tulang pipa terbagi menjadi 3
bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang yang berbentuk
bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang disebut diafise. Daerah
antara diafise dengan epifise terdapat cakraepifise a9tepatnya lebih mengarah pada
dekat ujung epifise) yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah pada usia
pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah menulang.
Tulang pipa dapat dijumpai pada Os.
Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os. Fibula, ruas-ruas Os. Digiti
Phalanges Manus, dll.
©
Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng
memipih, tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah lempengan tulang kompak dan
tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum
merah.
Tulang pipih dapat dijumpai pada Os.
Costae, Os. Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium, dll.
©
Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan
pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga tulang pendek berisi sumsum
merah.
Tulang pendek dapat dijumpai pada
ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal, ruas-ruas Os. Carpal, dll.
5
- b. Berdasarkan matriksnya
dibedakan menjadi :
©
Tulang kompak/padat
Yaitu merupakan tulang yang memiliki
matriks padat dan rapat. Tidak dijumpai adanya celah tanpa matriks dalam rongga
tulang ini.
Dapat dijumpai pada tulang
pipa/tulang panjang.
©
Tulang spons/bunga karang
Yaitu merupakan tulang yang memiliki
matriks yang tidak padat/berongga. Dapat dijumpai pada tulang pipih dan tulang
pendek.
- c. Berdasarkan letaknya tulang dibedakan
menjadi :
©
Tulang Axial terdiri dari :
- A. Tulang Tengkorak :
1)
Tulang
dahi
= 1 buah
2)
Tulang
ubun-ubun
= 2 buah
3)
Tulang kepala bagianbelakang
= 1 buah
4)
Tulang
pelipis
= 2 buah
5)
Tulang
baji
= 2 buah
6)
Tulang
tapis
= 2 buah
7)
Tulang
mata
= 2 buah
8)
Tulang air
mata
= 2 buah
9)
Tulang rongga
mata
= 2 buah
10) Tulang
pipi
= 2 buah
11) Tulang
hidung
= 2 buah
12) Tulang rahang
atas
= 2 buah
13) Tulang rahang
bawah
= 2 buah
14) Tulang
langit-langit
= 2 buah
15) Tulang pangkal
lidah
= 1 buah
- B. Tulang Pendengaran :
1)
Tulang
martil
= 2 buah
2)
Tulang
landasan
= 2 buah
3)
Tulang sanggurdi
= 2 buah
6
- C. Tulang badan :
1)
Tulang
leher
= 7 ruas
2) Tulang
punggung
= 12 ruas
3)
Tulang
pinggang
= 5 ruas
4)
Tulang
kelangkang
= 5 buah
5)
Tulang ekor
=4 ruas (menyatu)
- D. Tulang dada :
1)
Tulang dada bagian
hulu
= 1 buah
2)
Tulang dada bagian
badan
= 1 buah
3)
Tulang dada bagian taju pedang =
1buah
- E. Tulang rusuk :
1)
Tulang rusuk sejati
= 7 pasang
2)
Tulang rusuk
palsu
= 3 pasang
3)
Tulang rusuk
melayang
= 2 pasang
- F. Tulang gelang bahu :
1)
Tulang
selangka
= 2 buah
2)
Tulang
belikat
= 2 buah
- G. Tulang gelang panggul :
1)
Tulang
usus
= 2 buah
2)
Tulang duduk
= 2 buah
3)
Tulang
kemaluan
= 2 buah
©
Tulang Apendikuler/Extremitas
A. Tulang pergerakan atas :
1)
Tulang lengan
atas
= 2 buah
2)
Tulang pengumpil
= 2 buah
3)
Tulang
hasta
= 2 buah
4)
Tulang pergelangan
tangan
= 2 x 8 buah
5)
Tulang telapak tangan
= 2 x 5 buah
6)
Tulang ruas jari
tangan
= 2 x 14 ruas
7
B. Tulang pergerakan bawah :
1)
Tulang
paha
= 2 buah
2)
Tulang tempurung
lutut
= 2 buah
3)
Tulang
betis
= 2 buah
4)
Tulang
kering
= 2 buah
5)
Tulang pergelangan
kaki
= 2 x 7 ruas
6)
Tulang telapak
kaki
= 2 x 5 buah
7)
Tulang ruas jari
kaki
= 2 x 14 ruas
Persendian/artikulasi
Merupakan hubungan antara 2 buah
tulang. Struktur khusus yang terdapat pada artikulasi yang dapat
memungkinkanuntuk pergerakan disebut dengan sendi.
Artikulasi dapat dibedakkan menjadi
:
1) SINARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi mati.
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang
tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki celah sendi
dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada hubungan tulang pada
tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.
2) AMFIARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi kaku.
Yaitu hubungan antara 2 tulang
yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan dengan
cartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk
dengan tulang belakang.
3) DIARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi hidup.
Yaitu hubungan antara 2 tulang
yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk
melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian terdapat
rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai pelumas
sendi.
Dapat dibedakan menjadi :
a) Sendi engsel
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan hanya satu arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os.
Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os.
Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.
b) Sendi pelana/sendi sellaris
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan kedua arah. Dijumpai pada hubungan antara Os. Carpal
dengan Os. Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.
8
c) Sendi putar
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai
porosnya. Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os.
Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
d) Sendi peluru/endartrosis
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os.
Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis
virilis.
e) Sendi geser
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan pada satu bidang saja atau gerakan bergeser.
Dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Metatarsal dan ruas-ruas
Os. Metacarpal.
f) Sendi luncur
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang
serta gerakan memutar (menggeliat).
g) Sendi gulung
Yaitu hubungan antar tulang yang
gerakan tulangnya seolah-olah mengitari tulang yang lain. Dijumpai pada
hubungan Os. Metacarpal dengan Os. Radius.
h) Sendi ovoid
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan
maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung tulang yang satu
berbentuk ovaldanmasuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada
hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal.
Alat Gerak Aktif/Otot
Berdasarkan struktur selnya
dibedakan menjadi :
- Otot Polos/Licin
- Memiliki bentuk sel otot
seperti silibdris/gelendong dengan kedua ujung meruncing.
- Memiliki satu buah inti sel
yang terletak di tengah sel otot.
- Mempunyai permukaan sel otot
yang polos dan halus/licin.
- Pergerakan sel otot ini diluar
kehendak/tanpa disadari dengan sifat pergerakan lambat dan teratur.
Sehingga dengan demikian tidak memungkinkan cepat lelah pada sel otot.
- Sel otot ini banyak dijumpai di
seluruh organ dalam tubuh keculai jantung dan rangka.
- Otot Lurik/Seran Lintang/Rangka
1)
Memiliki bentuk sel yang panjang seperti serabut/benang/filament.
2)
Memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi.
3)
Memiliki permukaan yang tampak bergaris-garis gelap dan terang yanag melintang
pada struktur selnya. Hal ini dikarenakan adanya myofibril yang tidak
seragam/tidak sama tebalnya pad permukaan sel otot.
9
4)
Pergerakan sel otot ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga
sifat pergerakannya cepat dan tidak teratur serta mudah lelah.
5) Sel
otot ini hanya dijumpai di rangka, karena melekat di tulang untuk pergerakan.
- Otot Jantung/myocardium
- Memiliki bentuksel yang
memanjang seperti serabut/filament yang bercabang. Percabangan sel otot
jantung disebut dengan Sinsitium.
- Memilki banyak inti sel yang
terletak di tepi agak ke tengah.
- Pergerakan sel otot ini tanpa
disadari/diluar kehendak.s ehingga sifat pergerakannya adalah lamat,
teratur dan tidak mudah lelah.
- Sel otot ini hanya dijumpai
pada organ jantung.
Berdasarkan cara kerjanya dibedakan
menjadi :
1) Otot sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang cara
kerjanya saling mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan yang searah.
Ex :
©
Seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan telapak tangan untuk
menelungkup.
©
Seluruh otot supinator yang mengatur pergerakan telapak tangan m enengadah.
2) Otot antagonis
Yaitu hubungan antar otot sayng cara
kerjanya saling berlawanan/bertolak belakang/tidak searah.
Macamynya :
- Otot ekstensor (meluruskan)
dengan fleksor (membengkokkan).
- Otot abductor (menjauhi sumbu
badan) dengan adductor (mendekatisumbu badan).
- Otot supinator (menengadah)
dengan pronator (menelungkup).
- Otot depressor (gerakan ke
bawah) dengan elevator (gerakan ke atas).
Berdasarkan perlekatannya
dibedakan menjadi :
1 Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat
pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
2 Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang melekat
pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.
Bagan/skema mekanisme cara kerja
otot.
1 Kontraksi
Impuls → sel otot → ujung saraf → asetilkolin → sel otot → membebaskan ion Ca 2+
protein aktin + myosin → aktomiosin → serabut otot
memendek → kontraksi.
10
2. Relaksasi
Impuls → plasma sel otot →
menyerap Ca 2+ aktomiosin → aktin + myosin → serabut otot memanjang → relaksasi.
Kelainan pada tulang dan otot
Penyebab kelaian oleh :
- Genetis
- Kuman penyakit.
- Kelainan susunan tulang dan
sendi.
- Kebiasaan sikap duduk yang
salah.
- Kebiasaan aktivitas kerja yang
berlebihan.
- Kurang gizi.
- Kecelakaan.
2.5 Macam
kelainan pada sistem gerak
v Fraktura /patah tulang
Yaitu kelainan pada tulang akibat
kecelakaan, baik kendaraan bermotor atau jatuh. Dibedakan menjadi 2 yaitu
fraktura yang tertutup (patah tulang yang tidak sampai merobek
kulit/otot) dan fraktura yang terbuka (patah tulang yang merobek/menembus
kulit/otot).
v Osteoporosis
Yaitu kelainan pada tulang
yang disebakan karena adanya pengeropososan tulang. Hal ini karena tubuh
sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan Calcium secara normal.
v Fisura/retak tulang
Yaitu kelainan tulang yang
menimbulkan keretakan pada tulang, akibat kecelakaaan.
v Lordosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap
duduk sehingga tulang belakang melekung pada daerah lumbalis. Ha ini akan
mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.
v Skolisosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap
duduk sehingga tulang belakang melekung ke araah lateral. Hal ini akan
menyebabkan badan akan bengkok membentuk huruf S.
v Kifosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap
duduk sehingga tulang belakang yanag terlalu membengkok ke belakang.
v Hipertrofi
Yaitu kelainan otot yang membesar
dan menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan kegiatan/aktivitas yang terus
menerus secara berlebihan.
11
v Atrofi
Yaitu kelainan otot yang mengecil,
lemah, fungsi otot yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penyakit
polimielitis yang dapat merusakkan sel saraf pada otot.
v Stiff/kaku leher
Yaitu kelainan otot karena adanya
peradangan otot trapesius leher akibat gerakan yang menghentak secara
tiba-tiba/salah gerak.
v Tetanus
Yaitu kelainan otot yang disebabkan
adanya infeksi bakteri Clostridium tetani. Sehingga menyebabkan otot
menjadi kejang-kejang.
12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi
sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak
bila aka impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh
bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak
secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada
manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang
dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu
organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada
seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi
alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media Press, Surabaya. h.
127, 204 – 205, 215, 217, 249, 251.
Amien, M. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. h. 69, 70, 74 – 75, 78, 81, 85 – 86.
Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
Furqonita,D. 2007. Seri IPA-BIOLOGI 3 SMP Kelas IX. Quadra-Penerbit Yuhistira, Jakarta. h. 47 – 48, 51, 61.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. h. 53, 56.
Karmana, O. Dan Anwar, A. 1987. Penuntun Pelajaran BIOLOGI Berdasarkan Kurikulum 1984 Disesuaikan dengan GBPP 1987. Untuk SMA kelas IIA2 Semester 3 dan 4. Penerbit Ganeca Exact, Bandung. h. 232, 234, 236 – 237.
Lawrence, E. 1991. Hendersdon’s Dictionary of Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific & Technical. Longman Group (FE) Ltd. England. h. 161, 176, 503, 530.
Microsoft Encarta Reference Library 2009.
Pratiwi, D.A. et al. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 74 – 78.
Prawirohartono,S. dan Hadisumarto, S. 1999. Sains Biologi-2b,Untuk SMU Kelas 2 Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulum 1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 82, 84, 89, 87.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. Biologi 2 Untuk Kelas 2 SLTPKurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 94, 96, 100, 102, 105, 109.
Saktiyono. 2004. Sains : Biologi SMP 2 Untuk Kelas VIII. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 63, 74, 78, 80.
————–. 2004. Sains : IPA Biologi 2 Untuk SLTP Kelas 2. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 32 – 33, 45.
Amien, M. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. h. 69, 70, 74 – 75, 78, 81, 85 – 86.
Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
Furqonita,D. 2007. Seri IPA-BIOLOGI 3 SMP Kelas IX. Quadra-Penerbit Yuhistira, Jakarta. h. 47 – 48, 51, 61.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. h. 53, 56.
Karmana, O. Dan Anwar, A. 1987. Penuntun Pelajaran BIOLOGI Berdasarkan Kurikulum 1984 Disesuaikan dengan GBPP 1987. Untuk SMA kelas IIA2 Semester 3 dan 4. Penerbit Ganeca Exact, Bandung. h. 232, 234, 236 – 237.
Lawrence, E. 1991. Hendersdon’s Dictionary of Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific & Technical. Longman Group (FE) Ltd. England. h. 161, 176, 503, 530.
Microsoft Encarta Reference Library 2009.
Pratiwi, D.A. et al. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 74 – 78.
Prawirohartono,S. dan Hadisumarto, S. 1999. Sains Biologi-2b,Untuk SMU Kelas 2 Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulum 1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 82, 84, 89, 87.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. Biologi 2 Untuk Kelas 2 SLTPKurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 94, 96, 100, 102, 105, 109.
Saktiyono. 2004. Sains : Biologi SMP 2 Untuk Kelas VIII. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 63, 74, 78, 80.
————–. 2004. Sains : IPA Biologi 2 Untuk SLTP Kelas 2. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 32 – 33, 45.
13