MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari
lagi. Proses menjadi tua menggambarkan betapa proses tersebut dapat
diinteferensi sehingga dapat mencapai hasil yang sangat optimal. Secara umum
orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam
sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya
cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas
yang ada (Hurlock, 1996 : 439).
1.2 Tujuan Penulisan
a.
Mendefinisikan
pengertian lansia.
b.
Menjelaskan
bagaimana ciri-ciri lansia
c.
Menjelaskan
bagaimana perkembangan lansia
d.
Mendefinisikan
hak-hak individu lansia
e.
Mendefinisikan
Hak-hak individu yang akan meninggal
f.
Menyebutkan
macam problem lansia.
1.3 Rumusan Masalah
a.
Apa
pengertian lansia?
b.
Bagaimana
Ciri-ciri lansia?
c.
Bagaimana
Perkembangan Lansia?
d.
Apa
Hak-hak individu Lansia?
e.
Apa
Hak-hak individu yang akan meninggal ?
f.
Apa
saja macam problem lansia?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Apa Itu Lansia (Lanjut Usia)
Lanjut usia merupakan istilah
tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C.
Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas
dengan keberhasilannya.
Badan kesehatan dunia (WHO)
menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang
berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan
terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia
menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia
(elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua
(very old) diatas 90 tahun.
Sedangkan menurut Prayitno dalam
Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia
adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan
tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi
kehidupannyasehari-hari.
Saparinah (1983) berpendapat
bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap
penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh
atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul
perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Dari berbagai penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu
telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan
kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai
dari usia 55 tahun sampai meninggal.
Tetapi bagi orang lain, periode
ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran,
masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan
ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang
yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda.
2.2 Ciri-ciri Lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980,
h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia,yaitu:
Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
Kemunduran pada lansia sebagian
datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada
psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada
lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang
rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan
lama terjadi.
Orang lanjut usia memiliki
status kelompok minoritas.
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
Penyesuaian yang buruk pada
lansia. Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia
cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan
bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk.
2.3 Perkembangan Lansia.
2.3 Perkembangan Lansia.
Usia lanjut merupakan usia yang
mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari
60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir
dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa
tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga
tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Untuk menjelaskan penurunan
pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada umumnya
sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian
telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang
disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian
sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.
2.4 Hak-Hak Individu Lansia
Termasuk kelompok lansia adalah
orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Seseorang yang ayng berusia lebih dari
65 tahun, pada umumnya tidak dapat melanjutkan kegiatan dan minatnnya sebagai
mana mestinya karena terjadinya perubahan-perubahan fsiologis. Hal ini dapat
mengakibatkan lansia menyadari kehilanganya kemampuannya, merasa makin
tergantung pada orang lain, sulit menerima kenyataan; namun, adajuga lansia
yang sudah jauh-jauh hari sebelumnya mempersiapkan dirinya secara mental dengan
menekuni hobi sehingga masalah yang mungkin terjadi sudah dapat di antisipasi
Kemunduran yang terjadi pada
lansia dapat terlihat pada :
1.
Fungsi
panca indra yang menurun
2.
Keterampilan
motorik berkurang
3.
Keterampilan koordinasi motorik (refleks)
berkurang
4.
Kemampuan intelektual yang sebenarnya mungkin
dapat dipertahankan lebih lama.
Karena proses kemunduran
tersebut, sebagian besar lansia mengalami perubahan-perubahan kepribadian,
seperti:
1.
Kurang
sabar dalam menghadapi sesuatu;
2.
Cepat marah atau tersinggung
3.
Keras kepala dalam mempertahankan kemauannya;
4.
Tidak mau mengikuti apa yang harus
dilkukannya, walaupun demi kepentingan dirinya sendiri.
5.
Tetap merasa tidak tergatung secara mental
kepada orang lain;
6.
Mudah teringgung dan sedih apabila dianggap
menjadi beban orang lain, misalnya pada muda dulu, ia merupakan orang penting
dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang besar.
7.
Merasa
kesepian dan terkadang menderita gangguan mental.
Hal ini terlihat ketika ia tidak
mau berbicara dan tidak kooperatif.
Berdasarkan hal-hal di atas, perawat perlu mengetahui hak-hak mereka, yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan hal-hal di atas, perawat perlu mengetahui hak-hak mereka, yaitu sebagai berikut:
1.
Hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang
mempunyai harga diri dan martabat.
2.
Hak menikmati kehidupan pada masa tua, tanpa
tekanan.
3.
Hak
mendapat perlindungan dari keluarga dan instansi yang berwenang.
4.
Hak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang
optimal.
5.
Hak untuk tinggal di lingkungan keluarga atau
panti, bila ia menginginkannya
6.
Hak memperoleh pendidikan yang dibutuhkan
untuk menghabiskan sisahidupnya misalnya pendidikan agama dan sebagainya
7.
Hak berkreasi dan mengatur hobinya, bila
diingininkan.
8.
Hak untuk dihargai dan menghargai dirinya dan
orang lain.
9.
Hak menerima kasih sayang dari anak, keluarga,
dan masyarakat.
2.5
Hak-hak Individu yang Akan
Meninggal
1.Hak diperlakukan
sebagaimana manusia yang hidup sampai ajal tiba.
2.Hak mempertahankan harapannya, tidak peduli apapun
perubahan yang terjadi.
3.Hak mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan
harapannya, apapun perrubahan yang terjadi.
4.Hak mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan
dengan kematian yang sedang dihadapinya.
5.Hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
berkaitan dengan perawatannya.
6.Hak memperoleh perhatian dalam pengobatan dan
perawatan secara berkesinambungan, walaupun tujuan penyembuhannya harus diubah
menjadi tujuan memberikan rasa nyaman.
7.Hak untuk tidak meninggal dalam kesendirian.
8.Hak untuk bebas dari rasa sakit.
9.Hak uuntuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya
secara jujur.
10.Hak untuk memperoleh bantuan perawat atau medis
untuk keluarga yang ditinggalkan agar dapat menerima kematiannya.
11.Hak untuk meninggal dalam damai dan bermartabat.
12.Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan
tidak diambil keputusan yang bertentangan dengan kepercayaan yang dianutnya.
13.Hak untuk memperdalam dan meningkatkan
kepercayaannya, apapun artinya bagi orang lain.
14.Hak untuk mengharapkan bahwa kesucian raga manusia
akan dihormati setelah yang bersangkutan meninggal.
15.Hak untuk mendapatkan perawatan dari orang yang professional,
yang dapat mengerti kebutuhan dan kepuasan dalam menghadapi kematian.
2.6 Berbagai Macam Problem Lansia
Pikun
Kepikunan merupakan gangguan
pada sel otak karena usia lanjut. Datangnya penyakit ini memang sulit
dihindari. Bila sudah diderita, tidak bisa disembuhkan kembali. Tetapi
kepikunan yang disebabkan gangguan pembuluh darah, seperti tekanan darah
tinggi, jantung dan penyakit gula, bisa dihindari asalkan penyakit-penyakit ini
dicegah sejak dini. Karena itu, pencegahan kepikunan sebaiknya dimulai dari
meghindari penyakit gangguan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner,
tekanan darah tinggi dan kencing manis.
Gangguan pembuluh darah bisa
menyebabkan pemasokan darah ke otak berkurang. Hal ini bisa mempengaruhi
mekanisme kerja sel otak. Padahal sel-sel saraf di otak sangat sensitive terhadap
segala bentuk perubahan.
Penyumbatan pembuluh darah,
kekurangan oksigen dan kekurangan zat gula bisa mempengaruhi bahkan mematikan
sel otak.
TBC, epilepsy, gangguan saat
persalinan juga bisa menyebabkan gangguan pada sel otak bayi. Gangguan ini bisa
terus berlanjut dan pada saatnya menimbulkaan kepikunan jika yang bersangkutan
sudah lanjut usia.Kebiasaan hidup seperti minum miras, pecandu morfin, juga
dapat menimbulkan kepikunan.Karena itu, jika ingin menghindari kepikunan, maka
mulailah dengan cara hidup yang sehat.
2. Proses menua terhadap
pembuluh darah
Proses menua terjadi pada seluruh sel bahkan organ tubuh dan pembuluh darah.
Pembuluh darah bertugas untuk mengantarkan darah dari jantung ke sleuruh tubuh,
karena darah mengandung zat makanan, oksigen dan zat penting lainnya yang
mengalir ke bagian tubuh yang memerlukannya. Pembuluh darah yang sangat halus
merupakan tempat terjadinya pengaliran zat makanan ke jaringan tubuh serta
berperan seperti pengatur tekanan darah.
Jika pembuluh darah dekat dengan
jantung, maka peregangannya akan membesar akibat dari lapisan elastis yang ada
pada pembuluh darah. Dengan bertambahnya usia, jaringan elastis ini akan makin
berkurang.
Pembuluh darah akan mengalami
perubahan jika terbentuk endapan lemak yang mengakibatkan permukaan pembuluh
darah tidak mulus lagi dan akan menghambat aliran darah. Jika endapan lemak
besar, maka akan terjadi peyempitan, akibatnya penyaluran makanan pada jaringan
akan berkurang dan tekanan darah akan naik.
Proses menua akan berjalan
lambat dengan disertai adanya gejala ketuaan, berupa rambut rontok, gigi tanggal,
kulit keriput, dan daya adaptasi serta kelenturan akan semakin berkurang.
Perubahan yang terjadi pada pembuluh darah akan menyebabkan gangguan organ maupun naiknya tekanan darah. Perubahan tersebut akan dipercepat jika ada perubahan genetic (turunan)/pengaruh dari makanan, obat-obatan atau penyakit infeksi.
Perubahan yang terjadi pada pembuluh darah akan menyebabkan gangguan organ maupun naiknya tekanan darah. Perubahan tersebut akan dipercepat jika ada perubahan genetic (turunan)/pengaruh dari makanan, obat-obatan atau penyakit infeksi.
Proses menua ditandai dengan
adanya kemunduran kemampuan motorik seperti melambatnya gerakan dan
berkurangnya kekuatan tubuh yang mengakibatkan lambatnya gerakan fisik,
berkurangnya kekuatan otot, berkurangnya kecepatan refleks, dan berkurangnya
keseimbangan gerakan anggota bawah tubuh yang dapat menyebabkan seseorang mudah
terjatuh.
3. Kemunduran fungsi saraf
Proses menua dialami sejak usia 30 dan di atas 60 tahun yang mulai menunjukkan masalah seperti gangguan fisik. Gejala tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor tertentu, antara lain:
Proses menua dialami sejak usia 30 dan di atas 60 tahun yang mulai menunjukkan masalah seperti gangguan fisik. Gejala tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor tertentu, antara lain:
1. Faktor gizi
Masalah gizi bisa timbul karena gangguan pencernaan ketika masa pertumbuhan maupun masa tua. Gangguan tersebut sering terjadi sehubungan dengan masalah gizi yakni ketatnya seseorang dalam berdiet.
Masalah gizi bisa timbul karena gangguan pencernaan ketika masa pertumbuhan maupun masa tua. Gangguan tersebut sering terjadi sehubungan dengan masalah gizi yakni ketatnya seseorang dalam berdiet.
2. Faktor lingkungan
Akibat pengaruh dari keluarga, pekerjaan dan pergaulan dapat menekan pikiran seseorang dan berakibat terjadinya stress. Jika berlangsung dalam jangka lama, maka akan berakibat pada proses menua seseorang.
Akibat pengaruh dari keluarga, pekerjaan dan pergaulan dapat menekan pikiran seseorang dan berakibat terjadinya stress. Jika berlangsung dalam jangka lama, maka akan berakibat pada proses menua seseorang.
3. Faktor gen
Rambut beruban, gigi rontok, kelemahan tubuh dapat dialami seseorang pada usia muda akibat pengaruh dalam tubuh seseorang. Namun umumnya, gejala tresebut akan nampak pada usia 65 tahun.
Rambut beruban, gigi rontok, kelemahan tubuh dapat dialami seseorang pada usia muda akibat pengaruh dalam tubuh seseorang. Namun umumnya, gejala tresebut akan nampak pada usia 65 tahun.
Jika seseorang mengalami proses
menua, maka kemampuan reaksinya terhadap rangsangan sensorik akan lambat,
system refleks akan memanjang sehingga terjadi getaran-getaran pada tangan,
kesulitan dalam melakukan gerakan sehingga mudah terjatuh, kesulitan dalam
pengucapan kata-kata juga tidak jelas lagi, serta daya ingatnya terhadap
kata-kata akan berkurang. Hal tersebut diakibatkan karena berkurangnya cairan
otak dan jaringan otak.
Proses menua juga akan
mempengaruhi susunan saraf otonom. Orang akan semakin sering buang air kecil
terutama pada malam hari, kemampuan intelektual juga menurun serta akan
kesulitan mempelajari sesuatu yang baru, namun pemahaman akan kosakata masih
baik.
Jika daya ingat seseorang menurun, terutama mengenai hal-hal yang baru saja terjadi, maka selanjutnya mereka akan kesulitan untuk membedakan siang dan malam. Proses selanjutnya, mereka akan kesulitan mengetahui keberadaannya, bahkan pada akhirnya mereka tidak mengenal orang yang diajaknya bicara.
Jika daya ingat seseorang menurun, terutama mengenai hal-hal yang baru saja terjadi, maka selanjutnya mereka akan kesulitan untuk membedakan siang dan malam. Proses selanjutnya, mereka akan kesulitan mengetahui keberadaannya, bahkan pada akhirnya mereka tidak mengenal orang yang diajaknya bicara.
4. Penyakit yang timbul
Jika seseorang semakin tua, maka akan terjadi kemungkinan dengan bertambahnya penyakit seperti tekanan darah tinggi, rematik, kelumpuhan,diabetes mellitus, kanker, osteoporosis, katarak dan hipertrofi prostate.
Jika seseorang semakin tua, maka akan terjadi kemungkinan dengan bertambahnya penyakit seperti tekanan darah tinggi, rematik, kelumpuhan,diabetes mellitus, kanker, osteoporosis, katarak dan hipertrofi prostate.
Secara umum, ada beberapa
penyakit yang timbul pada lansia, misalnya saja otot jantung menebal serta
katub-katubnya akan menebal. Jika sebelumnya pernah mengalami kelainan jantung,
maka keadaannya akan lebih parah. Pembuluh darah akan mengalami penyempitan,
sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. System endoktrin yang
mengalami kelemahan juga akan menyebabkan penyakit gula dan penurunan organ
seks pada pria. Gerakan dalam usus akan melambat dan cairan lambung untuk
memproses makanan akan berkurang sehingga penyerapan akan menurun. Metabolisme
pada makanan juga akan terganggu, sehingga tubuh lemah dan ,mudah terserang
penyakit. Daya ingat seseorang juga akan mengalami penurunan, pendengaran,
pengelihatan, alat kecap serta penciuman juga akan mengalami perubahan.
Banyak problem yang dapat timbul
jika seseorang beranjak pada usia lansia. Sebaiknya kita berusaha menjaga tubuh
agar kita tetap dalam kondisi yang sehat, yakni dengan berusaha menjaga pola
makan yang baik dan bergizi. Ada beberapa tips untuk menjaga agar tubuh kita
tetap sehat, antara lain :
1.
Jika
memilih makanan, pilihlah makanan yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu
merangsang, baik rasa asamnya, manisnya ataupun pedasnya. Hal ini terutama bagi
yang memiliki penyakit tertentu.
2.
Perbanyaklah mengkonsumsi makanan yang yang
mengandung gizi yang cukup seperti :
a.
.Vitamin
A yang berguna untuk memelihara pengelihaatan yang terdapat dalam hati, ikan,
telur mentega dan wortel.
b.
Vitamin
C untuk memelihara kesehatan mulut terdapat pada sayuran dan buah-buahan.
c.
Fe yang bermanfaat membentuk hemoglobin darah,
Ca dan P untuk pembentukan dan pemeliharaan kesehatan tulang dan gigi terdapat
antara lain pada sayuran hijau (daun pepaya, daun singkong, kankung), susu sapi
maupun susu yang tidak berlemak.
d.
Vitamin B12 berguna untuk membantu pembentukan
butir-butir darah merah terdapat dalam hati, ikan, susu dan telur.
e.
Dianjurkan agar makan lebih sering dengan
porsi yang lebih sedikit, perbanyaklah minum dan kurangi konsumsi yang
mengandung garam. Agar kerja ginjal lebih ringan, maka perbanyaklah minum agar
dapat memperlancar pengeluaran sisa-sisa makanan. Sedang garam yang terlalu
banyak dikonsumsi, dikhawatirkan bisa menyebabkan hipertensi/tekanan darah
tinggi.
f.
Menu makanan sebaiknya diperbanyak proteinnya,
tetapi dikurangi karbohidrat dan lemaknya. Protein disini berguna untuk
membangun sel-sel tubuh yang rusak. Protein ini terdapat pada susu, telur,
keju, daging dan ikan.
Penganiayaan
Terhadap Lansia
Pengniayaan terhadap lansia mengakibatkan cedera fisik atau penelantaran
emosional meliputi menentang keinginan lansia, mengintimidasi, atau
membuat keputusan yang kejam. Penganiayaan terhadap lansia umumnya dilakukan
oleh anak-anak mereka.
Penganiayaan Lansia Tindakan yang disengaja atau kelalaian
terhadap lansia baik dalam bentuk malnutrisi, fisik/tenaga atau luka fisik,
psikologis oleh orang lain yang disebabkan adanya kegagalan pemberian asuhan,
nutrisi, pakaian, pengawasan, pelayanan medis,rehabilitasi dan perlindungan
yang dibutuhkan.
Individu yang menganiaya lansia hampir selalu merupakan
orang yang merawat lansia tersebut, atau lansia bergantung pada mereka dalam
beberapa hal. Kebanyakan kasus penganiayaan lansia terjadi ketika salah satu
lansia merawat pasangannya. Tipe penganiayaan pasangan ini biasanya terjadi
selama bertahun-tahun setelah disabilitas membuat pasangan yang dianiaya tidak
mampu merawat dirinya sendiri.
Apabila
penganiaya adalah anak yang sudah dewasa, anak lelaki memiliki kemungkinan dua
kali lebih besar sebagai pelaku daripada anak perempuan. Penganiayaan lansia
juga dapat diperburuk oleh gangguan jiwa atau penyalahgunaan zat yang dialami
orang yang merawat lansia (Goldstein, 2000). Lansia sering kali enggan
melaporkan penganiayaan yang dialaminya walaupun mereka dapat melakukannya
karena biasanya hal itu melibatkan anggota keluarga yang ingin dilindunginya.
Korban juga sering
takut kehilangan dukungan mereka dan dipindahkan ke suatu institusi. Tidak ada
perkiraan secara rasional jumlah kasus penganiayaan lansia yang tinggal di
institusi secara nasional. Di bawah mandat pemerintah federal tahun 1978,
petugas penyelidik diizinkan mengunjungi nursing home untuk memeriksa praktik
perawatan lansia. Petugas penyelidik tersebut tetap melaporkan bahwa
penganiayaan lansia bisa dilakukan di institusi (Goldstein, 2000).
Gambaran klinis
Korban dapat mengalami memar atau fraktur, tidak memiliki kacamata atau alat
bantu dengar yang mereka butuhkan, tidak mendapatkan makanan, cairan, atau
obat-obatan, atau mungkin direstrein di kursi atau tempat tidur. Penganiayaan
dapat menggunakan sumber finansial korban untuk kesenangannya sendiri,
sementara lansia tidak dapat membeli makanan atau obat-obatan. Perawatan medis
itu sendiri tidak diberikan kepada lansia yang menderita penyakit akut atau
kronis.
Pengabaian diri ialah kegagalan lansia untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri.
Pengkajian
Pengkajian yang cermat tentang lansia dan hubungan dengan orang yang merawat
lansia sangat penting dalam mendeteksi penganiayaan lansia. Sering kali sulit
menentukan apakah kondisi lansia disebabkan oleh deteriorasi yang terkait
dengan penyakit kronis atau akibat penganiayaan. Ada beberapa indikator
potensial tindakan penganiayaan yang memerlukan pengkajian lebih lanjut dan
evaluasi memerlukan pengkajian lebih lanjut dan evaluasi yang cermat.
Penganiayaan harus
dicurigai jika ada cedera yang disembunyikan atau tidak diobati, atau cedera
yang tidak sesuai dengan penjelasan yang diberikan. Cedera tersebut dapat
mencakup luka terpotong, laserasi, luka tusuk, memar atau bilur, atau luka
bakar. Luka bakar dapat berupa luka akibat sundutan rokok, luka akibat siraman
asam atau bahan kaustik, atau luka akibat friksi pada pergelangan tangan atau
pergelangan kaki karena direstrein dengan tali, kain, atau rantai.
Tanda-tanda
pengabaian fisik berupa bau pesing atau bau tinja yang menyebar, terlihat
kotor, terdapat ruam, luka, kutu, atau pakaian yang tidak adekuat. Dehidrasi
atau kurang gizi yang bukan karena penyakit tertentu juga merupakan indikator
kuat adanya penganiayaan. Indikator penganiayaan emosional atau psikologis yang
mungkin antara lain lansial yang ragu-ragu berbicara terbuka kepada perawat
atau terlihat takut, menarik diri, depresi, dan tidak berdaya.
Lansia juga dapat memperlihatkan kemarahan atau agitasi
karena alasan yang tidak jelas. Ia mungkin menyangkal adanya masalah walaupun
fakta menunjukkan sebaliknya. Indikator pengabaian diri yang mungkin berupa
ketidakmampuan mengatur keuangan (mengumpulkan uang atau menghamburkan uang
padahal tidak dapat membayar tagihan), ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup
sehari-hari (perawatan diri, berbelanja, menyiapkan makanan, dan kebersihan),
dan perubahan fungsi intelektual (bingung, disorientasi, respons yang tidak
tepat, kehilangan memori, dan isolasi).
Indikator pengabaian diri yang lain meliputi tanda-tanda
malnutrisi atau dehidrasi, ruam atau luka-luka pada tubuh, bau pesing atau bau
tinja, atau tidak melakukan pemeriksaan medis yang diperlukan. Untuk
mendiagnosis pengabaian diri, hasil evaluasi harus menunjukkan bahwa lansia
tidak mampu mengatur kehidupan sehari-hari dan merawat dirinya sendiri.
Pengabaian diri tidak dapat ditetapkan hanya berdasarkan keyakinan anggota
keluarga bahwa lansia tidak dapat mengatur keuangannya. Misalnya, seorang
lansia tidak dapat dianggap mengabaikan diri sendiri hanya karena ia
menyerahkan sejumlah besar uang kepada suatu kelompok, menymbang, atau
menginvestasikan uangnya di beberapa bisnis berisiko yang tidak disetujui
anggota keluarga.
Tanda-tanda peringatan eksploitasi atau penganiayaan
finansial antara lain banyak tagihan yang belum dilunasi (padahal klien
memiliki cukup uang untuk membayarnya), transaksi perbankan yang tidak lazim
cek yang ditandatangani oleh seseorang selain lansia, atau perubahan terbaru
surat warisan atau pemberian kausa kepada pengacara saat lansia tidak mampu
membuat keputusan tersebut.
Lansia mungkin tidak
mendapatkan kesenangan yang sebenarnya dapat ia peroleh, seperti pakaian,
barang pribadi, atau televisi. Lansia mungkin melaporkan kehilangan
barang-barang yang berharga dan melaporkan bahwa ia tidak berhubungan lagi
dengan teman atau kerabatnya. Perawat juga dapat mendeteksi kemungkinan
indikator penganiayaan dari orang yang merawat lansia.
Orang tersebut
mungkin mengeluh sulitnya merawat lansia atau mengeluh tentang inkontinensia,
kesulitan dalam memberi makan, atau biaya pengobatan yang berlebihan. Orang ini
mungkin memperlihatkan kemarahan atau tidak peduli terhadap lansia dan mencoba
mencegah perawat berbicara berdua dengan lansia penganiayaan lansia lebih
cenderung terjadi ketika orang yang merawat lansia memiliki riwayat kekerasan
dalam keluarga atau masalah penyalahgunaan obat atau alkohol. Beberapa negara
bagian memiliki undang-undang wajib lapor untuk penganiayaan lansia dan negara
lain hanya memiliki undang-undang pelaporan sukarela. Perawat harus mengetahui
undang-undang atau hukum tentang pelaporan kasus penganiayaan di negara bagian
mereka sendiri.
Banyak kasus masih belum dilaporkan. Institusi setempat yang
menangani lansia dapat menyediakan prosedur untuk pelaporan kasus penganiayaan
sesuai dengan undang-undang negeri bagian. Untuk menemukan institusi setempat,
hubungi pusat informasi nasional 1-800-677-1116. B. Terapi dan Intervensi
Penganiayaan lansia dapat terjadi secara bertahap ketika beban pemberian
perawatan melebihi sumber fisik atau emosional orang yang merawat. Dengan
mengurangi stres orang yang merawat dan menyediakan sumber tambahan, dapat
membantu memperbaiki situasi yang abusive sehingga hubungan pemberian perawatan
tetap utuh. Pada kasus lain, pengabaian atau penganiayaan dilakukan dengan
sengaja dan dirancang untuk memberikan manfaat personal untuk orang yang
merawat, misalnya akses ke sumber finansial korban.
Pada situasi seperti
ini, lansia perlu dipindahkan atau orang yang merawat lansia dipindahkan.
Indikator Penganiayaan Lansia Yang Mungkin Indikator penganiayaan fisik
a. Adanya cedera yang tidak dapat dijelaskan dan sering
disertai kebiasaan mencari bantuan medis dari berbagai tempat
b. Enggan mencari terapi medis untuk cedera atau menyangkal
adanya cedera
c. Disorientasi atau grogi, yang menunjukkan penyalahgunaan
obat-obatan
d. Takut atau gugup ketika ada anggota keluarga yang merawat
Indikator penganiayaan psikologis atau emosional
a. Tidak berdaya
b. Ragu-ragu untuk berbicara terbuka
c. Marah atau agitasi
d. Menarik diri atau depresi Indikator penganiayaan
finansial
a. Transaksi perbankan yang tidak lazim atau tidak tepat
b. Tanda tangan pada cek yang berbeda dari tanda tangan
lansia
c. Perubahan terbaru surat warisan atau pemberian kuasa pada
pengacara ketika lansia tidak mampu membuat keputusan tersebut
d. Kehilangan barang berharga yang bukan hanya karena salah
meletakkan
e. Tidak memiliki televisi, pakaian, atau barang pribadi
yang dapat diperoleh dengan mudah
f. Kekhawatiran orang yang merawat lansia yang tidak lazim
tentang biaya pengobatan biaya pengobatan lansia padahal bukan uang orang yang
merawat tersebut yang digunakan Indikator Pengabaian
a. Terlihat kotor, bau pesing atau bau tinja, atau hal lain
yang membahayakan kesehatan di lingkungan hidup lansia
b. Ada ruam, luka, atau kutu pada lansia
c. Lansia mengalami kondisi medis yang tidak diobati, kurang
gizi, atau dehidrasi yang tidak berhubungan dengan suatu penyakit yang
diketahui
d. Pakaian tidak adekuat Indikator pengabaian diri
a. Ketidakmampuan mengatur keuangan pribadi, misalnya
mengumpulkan uang, menghamburkan uang, atau menyumbangkan uang padahal tidak dapat
membayar tagihan
b. Ketidakmampuan mengatur aktivitas hidup sehari-hari,
misalnya perawatan diri, berbelanja, pekerjaan rumah tangga
c. Keluyuran, menolak penanganan medis yang dibutuhkan
isolasi, penggunaan zat
d. Tidak melakukan pemeriksaan medis yang diperlukan
e. Bingung, kehilangan memori, tidak responsif
f. Tidak memiliki fasilitas toilet, tinggal di tempat yang
terdapat banyak hewan penyebar penyakit Indikator peringatan dari orang yang
merawat
a. Lansia tidak diberi kesempatan untuk berbicara, menerima
kunjungan, atau bertemu seseorang tanpa kehadiran orang merawat
b. Sikap tidak peduli atau marah terhadap lansia
c. Menyalahkan lansia karena keterbatasan atau penyakitnya
d. Sikap defensif
e. Selalu bertentangan ketika membicarakan kemampuan,
masalah, dan hal lain tentang lansia
f. Riwayat sebelumnya tentang penganiayaan atau masalah
penyalahgunaan alkohol atau obat Tanda-Tanda Peringatan pada Anak Yang
Mengalami Penganiayaan/Pengabaian
1. Cedera serius seperti fraktur, luka bakar, dan laserasi
tanpa ada laporan riwayat trauma
2. Menunda mencari terapi untuk cedera yang berat
3. Anak atau orang tua menjelaskan riwayat cedera yang tidak
sesuai dengan tingkat keparahan cedera, misalnya bayi yang mengalami cedera
contre-coup pada otaknya (shaken baby syndrome), yang dinyatakan orang tua
terjadi karena bayi jatuh dari sofa
4. Riwayat anak yang dijelaskan selama evaluasi tidak
konsisten atau berubah-ubah baik oleh anak itu sendiri ataupun orang tuanya
5. Cedera yang tidak lazim untuk usia dan tingkat
perkembangan anak, misalnya fraktur femur pada anak usia dua bulan atau
dislokasi bahu pada anak usia dua tahun
6. Insiden infeksi saluran kemih tinggi, genital memar,
merah, atau bengkak, rektum atau vagina robek atau memar
7. Terdapat bekas luka yang tidak dilaporkan, misalnya
jaringan parut, fraktur yang tidak diobati, banyak memar yang tidak dapat
dijelaskan secara adekuat oleh orang tua/pengasuh
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Simpulan
1.
Lanjut
usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice
Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana
orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
2.
Ciri-ciri Lansia
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
c. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
c. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
3.
Perkembangan Lansia
Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan social. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.
Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan social. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.
4.
Hak-Hak Individu Lansia
a. Hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai harga diri dan martabat.
b. Hak menikmati kehidupan pada masa tua, tanpa tekanan.
c. Hak mendapat perlindungan dari keluarga dan instansi yang berwenang.
d. Hak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang optimal.
e. Hak untuk tinggal di lingkungan keluarga atau panti, bila ia menginginkannya
f. Hak memperoleh pendidikan yang dibutuhkan untuk menghabiskan sisahidupnya misalnya pendidikan agama dan sebagainya
g. Hak berkreasi dan mengatur hobinya, bila diingininkan.
h. Hak untuk dihargai dan menghargai dirinya dan orang lain.
i. Hak menerima kasih sayang dari anak, keluarga, dan masyarakat. 5. Problem Lansia
a. Pikun
b. Proses menua terhadap pembuluh darah
c. Penyakit yang timbul
d. Kemunduran fungsi saraf
a. Hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai harga diri dan martabat.
b. Hak menikmati kehidupan pada masa tua, tanpa tekanan.
c. Hak mendapat perlindungan dari keluarga dan instansi yang berwenang.
d. Hak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang optimal.
e. Hak untuk tinggal di lingkungan keluarga atau panti, bila ia menginginkannya
f. Hak memperoleh pendidikan yang dibutuhkan untuk menghabiskan sisahidupnya misalnya pendidikan agama dan sebagainya
g. Hak berkreasi dan mengatur hobinya, bila diingininkan.
h. Hak untuk dihargai dan menghargai dirinya dan orang lain.
i. Hak menerima kasih sayang dari anak, keluarga, dan masyarakat. 5. Problem Lansia
a. Pikun
b. Proses menua terhadap pembuluh darah
c. Penyakit yang timbul
d. Kemunduran fungsi saraf
3.2 Saran
Lanjut usia adalah masa dimana
manusia mengalami kemunduran fisik mental dan social. Karna itu harus
menghargai dan menghormati mereka karena mereka butuh perhatian lebih, karena
kita juga akan menghadapi masa itu, untuk menghadapi masa itu kita butuh
persiapan untuk menjalaninya, tanpa persiapan kebosanan yang akan kita dapat.
Jadi persiapkan lah masa tua kita sebaik mungkin.
DAFTAR
PUSTAKA
Kozier,
B., Erb G., Berman, A., & Snyder S. J. (2004). Fundamentalsof
Nursing Concepts Process and Practice. (7th ed). New Jerney: Pearson Education Line.
Priharjo, R. (1995). Pengantar
Etika Keperawatan. Yogyakarta: Kanisius.
Suhaemi, M.E. (2004). Etika
Keperawatan: aplikasi pada praktik. Jakarta: EGC
Taylor C., & Lemone P.
(1997). Fundamentals of Nursing. Philadelphia : Lippincott.