Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Fisika Peralatan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar  belakang
Dalam penunjangan suatu pekerjaan manusia guna memperoleh hasil yang efektif dan efisien maka diperlukan peralatan yang sesuai di bidangnya masing – masing. Oleh karena itu di dalam kedokteran pun juga memiliki peralatan yang berfungsi mempermudah pekerjaan pada dunia medis. Hal ini tidak semata – mata hanya mempermudah kinerja pekerja medis, namun juga berpengaruh besar terhadap pasien untuk bisa lebih meningkatkan kesehatannya melalui peralatan tersebut.  Peralatan kedokteran memiliki bermacam spesifikasi, seperti halnya berdasarkan jenis bahan penyusun peralatan tersebut.

1.2            Rumusan masalah
1.      Apa saja macam-macam peralatan kedokteran ?
2.      Bagaimana cara perawatan peralatan kedokteran ?
3.      Bagaimana sterilisasi dalam peralatan kedokteran ?
4.      Kapan  pelaksanaan sterilisasi ?

1.3            Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui macam-macam peralatan kedokteran
2.      Mengetahui cara perawatan peralatan kedokteran
3.      Mengetahui cara sterilisasi pada peralatan kedokteran
4.      Mengetahui waktu pelaksanaan sterilisasi







BAB II
PEMBAHASAN

2.1      Macam – macam Peralatan Kedokteran
       Kedokteran mempunyai peralatan yang beraneka ragam misalnya EKG, EEG, diatermi gelombang mikro,ultrasonik,tabung reaksi,pipet,tang sepatle, pinset bedah, pinset anatomi, gunting, forcep, hand schoen dan lain-lain. Dari sekian banyak peralatan kedokteran dapat di kategorikan menjadi 4 berdasarkan jenis bahan yang menyusun peralatan tersebut, yaitu :
1.            Peralatan elektronika.
2.            Peralatan dari bahan logam.
3.            Peralatan dari bahan baku logam
4.            Peralatan dari bahan baku karet/plastik.

Ø   PERALATAN ELEKTRONIKA
         Peralatan elektronika yang dimaksud adalah peralatan yang mempergunakan sumber daya listrik,misalnya alat electrocardiography, electro encephalography, unit thermography, ventilor, unit monitor EKG dan lain-lain.

Ø   PERALATAN DARI BAHAN BAKU LOGAM
Bahan baku logam yang bisa dipakai adalah nikel,alpaka,tembaga dan logam campuran lainya. Peralatan dari bahan logam ini banyak ragamnya, misalnya forcep ekstraksi, gunting,pinset,jarum hecthing dan lain-lain

Ø   PERALATAN DARI BAHAN BAKU GELAS
Bahan baku gelas yang biasa dipakai adalah pyrex,fiber gelas.
Contoh: Vacum extractie/ekstraksi vakum, pipet, tabung reaksi,buret dan lain-lain.

Ø   PERALATAN DARI BAHAN BAKU KARET








2.2      Perawatan Peralatan Kedokteran
Peralatan kedokteran sama halnya dengan peralatan – peralatan lain yang memerlukan perawatan secara tepat agar dapat terjaga keefisiennya. Oleh karena tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan perawatan terhadap peralatan kedokteran.
Ø   PERAWATAN ALAT ELECTRONIKA
Peralatan electronika sangat peka terhadap goncangan sehingga perlu dihindari dai goncangan.Hindari penggunaan peralatan dari medan magnet yang kuat agar sensitivitas meter tidak berubah. Alat-alat elektronika tidak tahan pada suhu di atas 25*C, sehingga pada waktu penggunaan suhu ruang sebaiknya berkisar antara 18*C s/d 25*C,rata-rata pada temperatur 21*C.Untuk menghindari suhu terlalu tinggi, pada alat perlu tempati kipas angin di sekitar power supply/sumber daya alat tersebut. Debu dapat mempengaruhi kerjanya alat, sehingga setiap saat ruangan dibersihkan dengan menggunakan alat penyedot debu (vacum cleanner).
Pengetahuan dan ketrampilan penggunaan peralatan memegang peranan penting dalam perawatan peralatan agar peralatan berjalan dengan baik an kerusakan apat dihindari sejauh mungkin.Pengetahuan dan ketrampilan ini meliputi:
a.             Sasaran pengukuran telah di pahami terlebih dahulu.
b.            Persiapan metode,waktu dan progam pengukuran.
c.             Kondisi peralatan baik atau tidak.

Ø   PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM
Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi,tembaga maupun aluminium sering terjadi keratan.Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut harus disimpan pada tempat yang mempunnyai temperatur tinggi (+ - 37*C) dan lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan bebas silikon sebagai penyerap uap air. Sebelum disimpan alat tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudiaan diolesi dengan minyak olie,minyak rem atau parafin cair.




Ø   PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU GELAS
Bahan gelas banyalk dipakai dlam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan maupun kelemahandari bahan baku gelas tersebut.
v   Keuntungan: Bahan gelas tahan terhadap reaksi kimia,terutama bahan gelas, pyrex,tahan terhadap  perubahan temperatur yang mendadak,koefisien muai yang kecil dan tembus cahaya yang besar.
v   Kelemahan: Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga mengganggu daya tembus sinar; kadang-kadang dengan mengunakan kain untuk membersihkan saja mudah timbul goresan.
Dengan memperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas,maka dalam segi perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus perhatikan :
a.             Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27*C - 37*C dan diberi tambahan lampu 25 watt.
b.            Ruangan tempat penyimpanan diberi bahan silikon sebagai zat higroskopis.
c.             Gunakan alkohol,aceton,kapas,sikaat halus dan pompa angin untuk membersihkan debu dari permukaan kaca/gelas.usahakan pada waktu membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa.
d.            Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas kawat kasa ; atau boleh melakukan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex.
e.             Gelas yang akan direbus hendaknya jangan dimaksutkan langsung ke dalam air yang sedang mendidih melainkan gelas dimaksutkan ke dalam air dingin kemudiandipanaskan secara berlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendigin mendadak tidak di perkenalkan.
f.             Membersihkan bahan/kotoran dari gelas sebaiknya segera setelah sipakai dengan menggunakan :
                           
v   Air yang besih.
v   Detergent: dapt menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik.
v   Larutan: Kalium dichromat  10gram.
v    Asam belerang       25 ml.
v   Aquadest                 75 ml.

Kadang-kadang memerlukan perendaman sampai beberapa jam,kemudian dibilas dengan air bersih,dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan di tempat yang kering.

Ø   PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET
Sarung tangan dari karet/hand schoen mudah sekali meleleh atau melengket apabila disimpan terlalu lama. Untuk menghindari kerusakan dari bahan karet, sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cairan mencuci dengan sabun kemudian dikeringkan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau hembusan udara hangat. Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet.























2.3      Sterilisasi
Seterelisasi atau cuci hama hanya yaitu suatu proses membunuh segala bentuk kehidupan mikro organisme yang ada dalam sample/contoh,alat-alat atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bacteriologi, kata seterelisasi sering di pakai untuk mengambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau membunuh semua bentuk kehidupan mikro organisme.
Tehnik seterelisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui dua cara:
1.Secara fisis.
2.Secara kimia/chemical.

Ø   SETERELISASI SECARA FISIS

a.      Metode Radiasi
Dalam mikro biologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalh radiasi sinar gamma atau sinar X dan sinar matahari. Sinar matahari banyak mengandung sinar ultraviolet,sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses seterelisasi; hal ini telah lama diketahui orang.Sinar ultraviolet bisa diperoleh dengan mengunakan katoda panas (emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda bertekanan rendah di isi dengan uap air raksa; panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses ini biyasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600 Angstrom. Lampu merkuri yang banyak terpasang di jalan-jalan sesungguhnya bayak mengandung sinar ultraviolet. Namun sinar ultraviolet yang di hasilkan itu banyak diserap oleh tabug gelas yang dilaluinya, sehingga dalam proses sterelisasi hendaknya memperhatikan dosis ultraviolet. Sinar ultravilet yang diserap sel organisme yang hidup,khususnya oleh nukleotida maka elektron-elektron dari molekul sel hidup akan mendapat tambahan energi. Tambahan energi ini kadang-kadangcukup kuat untuk mengganggu bahkan merusak ikatan transmolekuler,misalnya ikatan atom hidrogen dalam DNA.Perubahan intramolekuler ini menyebapkan kematiaan pada sel-sel tersebut.Beberapa plasma sangat peka terhadap sinar ultraviolet sehingga mudah menjadi rusak.
Sinar gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dari pada sinar ultra violet dan merupakan radiasi pengion. Interaksi antara sinar gamma dengan materi biologis sangat tinggi sehingga mampu memuul elektron pada kulit atom sehingga menghasilkan pasangan ion (pair production) . Cairan sel baik intraselluler maupun ekstraselluler akan terionisasi sehingga menyebabkan kerusakan dan kematian pada mikro organisme tersebut.
Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk obyek-obyek yang tertutup plastik (stick untuk swab,jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh menggunakan sinar gamma untuk sterilisasi  karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut.
b.      Metode pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (auto clave)
Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak langsung mengenai air dibawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100 ®C), pada tekanan 15 1b temperatur mencapai 121®C. Organisme yang tidak berspora dapat dimatikan dalam taempo 10 menit saja.
Banyak jenis spora hanya dapat mati dengan pemanasan 100®C selama 30 menittetapi ada beberapa jenis spora dapat bertahan pada temperatur ini selama beberapa jam. Spora-spora yang dapat bertahan selam 10 jam pada temperatur 100®C dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit apabila air yang mendidih ini ditambah dengan natrium carbonat (Na2CO3).
c.       Metode pemanasan secara kering
Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatur  kurang tinggi. Untuk mencapai efektifitas diperlukan pemanasan mencapai temperatur antara 160®C s/d 180®C. Pada temperatur ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan , hal ini disebabkan terjadinya auto oksidasi sehingga bakteri pathogen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan kering terdapat udara, hal mana telah diketahui bahwa udara merupakan penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi melalui pemanasan kering memerlukan waktu yang cukup lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit. Pada temperatur 160®C memerlukan waktu 1 jam , sedangkan pada temperatur 180®C memerlukan waktu 30 menit. Pada metode pemansan kering ini secara rutin dipergunakan untuk mensterilisasikan alat-alat pipet, tabung reaksi , stik swab, jarum operasi, jarum suntik, syringe. Oleh karena temperatur tinggi sangat mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting maka hindarilah tindakan sterilisasi dengan metode panas kering terhadap jarum dan gunting.


d.      Metode pemanasan secara intermittent /terputus-putus
 John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya bahwa pada temperatur didih (100®C) selama 1 jam tidak dapat membunuh semua mikroorganisme tetapi apabila air dididihkan berulang-ulang sampai lima kali dan setiap air mendidih istirahat berlangsung 1 menit akan sangat berhasil untuk membunuh kuman. Hal ini dapat dimengerti karena dengan pemanasan intermittent lingkaran hidup pembentukan spora dapat diputuskan.
e.      Metode incineration (pembakaran langsung)
 Alat-alat platina , khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui pembakaran secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai merah padam. Hanya saja dalam proses pembakaran langsung ini alat-alat tersebut lama kelamaan menjadi rusak. Keuntungannya : mikroorganisme akan hancur semuanya.
f.        Metode penyaringan (filtration)
 Metode penyaringan berbeda dengan metode pemanasan. Sterilisasi dengan metode pemanasan dapat membunuh mikroorganisme tetapi mikroorganisme yang mati tetap berada pada material tersebut, sedangkan ssterilisasi dengan metode penyaringan mikroorganisme tetap hidup hanya dipisahkan dari material. Bahan filter/penyaringan adalah sejenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari masing-masing pabrik.
Ada banyak macam filter yaitu :
1)            Berkefeld V.
2)            Coarse N,M dan W.
3)            Fine.
4)            Chanberland.
5)            Seitz.
6)            Sintered glass.
Metode filtrasi ini hanya dipakai sterilisasi larutan gula, cairan lain seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzym dan exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus dari bakteria dan organisme lain.


Ø   STERILISASI SECARA KIMIA
 Sterilisasi secara kimia tidak dibahas secara terperinci disini, namun lazim digunakan adalah alkohol 96%, Aceton tab formalin, sulfur dioksida dan chlorine. Materi yang akan disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkohol atau aceton atau tab formalin selama ±24 jam.






























2.4      Pelaksanaan Sterilisasi
Sterilisasi dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan yaitu mikroorganisme dapat dibunuh dan peralatan tetap baik, untuk itu perlu mengetahui :
1.            Macam peralatan manakah yang akan disuci hamakan.
2.            Metode sterilisasi manakah yang akan dipakai.

Ø   STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM DAN GELAS
 Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu. Perbiasakan segera mencuci alat-alat begitu selesai memakainya, agar kotoran melengket mudah diberisihkan.
Alat-alat logam (jarum suntik, pinset, gunting, jarum operasi, scalpel blede) maupun tabung reaksi ,pipet, petridisk, mula-mula dibersihkan terdahulu kemudian dibungkus dengan kain gaas. Setelah itu menggunakan metode pemanasan secara kering, suhu mencapai 160®C, jarak waktu mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan agar suhu turun perlahan-lahan.

Ø   STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN DAN MEDIA KULTUR
Media kultur yang akan disteril,terlebih dahulu dibungkus dengan kertas agar setelah disteril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak terkontaminasi dengan kuman lagi. Demikian pula kain doek, dibungkus dengan plasti terlebih dahulu sebelum melakukan sterilisasi. Metode sterilisasi yang akan dipakai di sini adalah metode pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (autoclave).
Pertukaran antara O2 dan Co2.

Ø   STERILISASI BAHAN BAKU DARI KARET/PLASTIK
Bahan karet misalnya sarung tangan apabila aka disterilkan sebaiknya jangan memakai metode pemanasan, karena akan mengganggu elastisitas karet dan karet akan meleleh apabila kena panas. Untuk mensuci hama bahan baku karet, mula-mula dibersihkan dari kotoran dengan memakai air bersih dan detergent, kemudian dikeringkan. Setelah itu taburi talk dan disimpan dengan menggunakan tablet formalin.



BAB III
PENUTUP
3.1      Kesimpulan
Peralatn kedokteran digolongkan menjadi 4 berdasarkan bahan penyusunnya, yaitu :
·      Peralatan elektronika
·      Peralatan dari bahan logam
·      Peralatan dari bahan baku logam
·      Peralatan dari bahan baku karet/plastik
Agar peralatan kedokteran dapat selalu berfungsi dengan baik, maka diperlukan adanya perawatan khusus sesuai dengan jenis peralatan masing – masing. Seperti halnya tindakan sterilisasi yang merupakan suatu proses membunuh segala bentuk kehidupan mikro organisme yang ada dalam sample/contoh,alat-alat atau lingkungan tertentu. Ada 2 teknik sterilisasi, yaitu secara fisis dan secara kimia/chemical. Sterilisasi dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan yaitu mikroorganisme dapat dibunuh dan peralatan tetap baik, untuk itu perlu mengetahui macam peralatan manakah yang akan disuci hamakan dan metode sterilisasi manakah yang akan dipakai.

3.1      Saran
ü   Kenali jenis peralatan kedokteran sesuai jenisnya agar dapat melakukan perawatan yang sesuai pada peralatan tersebut.
ü   Selalu lakukan sterilisasi secara rutin sebelum pemakaian peralatan


























DAFTAR PUSTAKA
Dr. J.F. Gabriel.1988.FISIKA KEDOKTERAN.JAKARTA.EGC