Makalah Falsafah Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAAN
1.1.Latar
Belakang
Praktek keperawatan
ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta
pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act),
dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).Keperawatan hubungannya sangat
banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai
masalah kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara
utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu
Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan objektif pasien/klien.Keunikan hubungan perawat dan klien harus
dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.
Penerimaan dan pengakuan
keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional
sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia.
Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan
eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh
dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
1.2.Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Setelah mengikuti program pembelajaran
diharap mahasiswa mampu memahami tentang falsafah dan paradigma keperawatan
dalam praktek keperawatan.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Setelah
mengikuti progam pembelajaran denga metode seminar yang berjudul “ Falsafah dan
Paradigma Keperawatan” diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang :
a.
Pengertian Falsafah
b.
Pengertian Paradigma
c.
Pengertian Keperawatan
d.
Pengertian Paradigma
Keperawatan
e.
Komponen Paradigma Keperawatan
f.
Falsafah Keperawatan di
Indonesia
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.PENGERTIAN FALSAFAH
Falsafah adalah
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, azas-azas,
hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta.
Falsafah keperawatan
adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi keperawatan yang
menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan
bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan..Keperawatan menganut
pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia
bio-psiko-sosial-spiritual.
Kegiatan keperawatan
dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati
martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi
keadilan bagi sesama manusia.
Keperawatan bersifat
universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit,
etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Keperawatan
adalaFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari
realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan
pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc
Quiston, 1995) :
Roy memiliki delapan
falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan
prinsip falsafah veritivity.
falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu :
falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu :
1.
saling berbagi dalam kemampuan
untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi,
mencari solusi
2.
bertingkahlaku untuk mencapai
tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi- reaksi
3.
memiliki holism intrinsic
4.
berjuang untuk mempertahankan
integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain
veritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa
ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip
alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat
falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini.
Individu dipandang dalam konteks
a.
tujuan eksistensi manusia
b.
gabungan dari beberapa tujuan
peradaban manusia
c.
aktifitas dan kreatifitas untuk
kebaikan-kebaikan umum
d.
nilai dan arti kehidupanbagian
integral dari pelayanan kesehatan.
Keperawatan menganggap
klien sebagai pertner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien
dalam pemberian asuhan keperawatan.
2.2.PENGERTIAN PARADIGMA
Paradigma adalah cara bagaimana kita menyerap dunia. Paradigma
menjelaskan dunia kepada kita dan menolong kita memahami setiap fenomena yang
terjadi disekitar kita (Adam Smith, 1975).
Paradigma adalah suatu pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan (Masterman, 1970).
Paradigma adalah suatu pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan (Masterman, 1970).
Paradigma adalah suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi
dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara
pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia
(Poerwanto. P, 1997).
Jadi paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar
atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
2.3.PENGERTIAN KEPERAWATAN
Pada
dasarnya, inti dari keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan kepada
orang lain dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok, serta masyarakat. Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah
untuk meningkatkan kesehata, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, serta
pemulihan kesehatan.Sehingga bisa disimpulkan bahwa keperawatan merupakan
profesi yang mempunyai tujuan untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam
menjalankan keperawatan digunakan ilmu dan seni serta mnggunakan proses
keperawatan sebagai metode ilmiah yang dijadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan praktek keperawatan profesional.
Berikut ini adalah
pengertian dan definisi keperawatan:
# AMERICAN NURSES
ASSOCIATION
Keperawatan adalah
diagnosis dan terapi respon manusia terhadap masalah - masalah kesehatan yang
sifatnya aktual atau potensial
# INTERNATIONAL
COUNCIL OF NURSES
Keperawatan adalah
fungsi yang unik membantu individu yang sakit atau sehat, dengan penampilan
kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan atau penyembuhan (meninggal dengan
damai), hingga individu dapat merawat kesehatannya sendiri apabila memiliki
kekuatan, kemauan dan pengetahuan
# LOKAKARYA
KEPERAWATAN, JANUARI 1983
Keperawatan adalah
suatu bentuk pelyanan di bidang kesehatan yang didasari ilmu dan kita keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, paguyuban dan masyarakat baik yang sakit
maupun sehat, sejak lahir sampai meninggal.Pelayanan berupa bantuan diberikan
karena kelemahan fisik, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju
kepada kemampuan hidup mandiri memenuhi kebutuhan fisik sehari - hari.
# VIRGINIA HENDERSON
Keperawatan adalah
membantu individu - baik dalam keadaan sakit maupun sehat - melalui upayanya
melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan
individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau
pengetahuan untuk itu.
# PERSATUAN PERAWAT
NASIONAL INDONESIA (PPNI)
Keperawatan adalah
suatu ilmu yang berbeda dari ilmu profesi kesehatan lain serta kesesuaian
penerapan ilmu tersebut dalam bidang keperawatan.
# NURSALAM, 8;2003
Keperawatan adalah
model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang diberikan
kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, spikis,
sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
# CHITY; 1997
Keperawatan
merupakan pelayanan profesional yang bersifat humanism, holism, dan care
# ROBERT PRIHARJO;
1995
Keperawatan
merypakan suatu bentuk asuhan yang ditujukan untuk kehidupan orang lain
2.4.PENGERTIAN PARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma keperawatan
sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu
pengetahuan(Masterman,1970).
Paradigma sebagai suatu
perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan sangat menentukan bagi
penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar kas dalam
memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau
fenomena kehidupan manusia.
Ritzer dalam zamroni,
membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang mendasar dari para
ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari
oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini
dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat
beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan
yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi
pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu
pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 :
43).
Paradigma keperawatan
menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai
fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan
berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang
bersifat professional.
Penjelasan paradigma
fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim.Fakta sosial dianggap sebagai
barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikan seluruh
ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni.Tetapi
untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran manusia.
Fakta sosial ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
1.
Bentuk material, berupa barang
sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi,
2.
Dalam bentuk non material,
merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia hanya muncul dalam
kesadaran manusia (zamroni, 1992:24)
Penjelasan paradigma
definisi sosial bersumber dari karya Weber yang konsepsinya tentang fakta
sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan antara
struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-sama membantu untuk
membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 : 53)
2.5.KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN
1. Konsep manusia
Komponen ini merupakan
komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan keperawatan.manusia
bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat
individu,kelompok dan masyarakat daam suatu sistem.sistem tersebut dapat
meliputi:
a.
sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik
fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia
akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
b.
sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya
yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.
c.
sistem
personal,interpersonal dan social,manusia memiliki
persepsi,pola kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.
2. Konsep keperawatan
Konsep ini adalah suatu
bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan
dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga atau masyarakat
dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang bahwa bentuk
pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan
keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam
proses pemenuhan kebutuhan dasar.
3. Konsep sehat sakit
Komponen ini memandang
bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang diberikan pada manusia dalam
rentang sehat sakit.
Konsep Sehat (Travis
and Ryan, 1998)
1.
Sehat merupakan pilihan, suatu
pilihan dalam menentukan kesehatan
2.
Sehat merupakan gaya hidup,
disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk sehat
3.
Sehat merupakan proses,
perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus, kesehatan dan
kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”
4.
Sehat efisien dalam mengolah
energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan
disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
5.
Sehat integrasi dari tubuh,
pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya
akan mempengaruhi status kesehatan.
6.
Sehat adalah penerimaan
terhadap diri.
a. Rentang sehat
Rentang ini diawali dari
status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.dikatakan sehat bukan
hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek fisik,emosi,sosial
dan spiritual.maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah:
pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai
manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan
ketiga, memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan
adalah pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit.
Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan
informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah.Karena
keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka
keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat
kesehatan klien.
Keyakinan klien terhadap
kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi tentang tingkat
sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal jenis dan
tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang dapat
diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus kesehatan,
antara lain:
1.Perkembagan
Status
kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa
perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.
2.Sosial dan Kultural
Hal
ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang
karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan
perubahan dalam perilaku kesehatan.
3.Pengalama Masa Lalu
Hal
ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada
pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.
4.Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan
merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status
kesehatan kearah yang optimal.
5.Keturunan
Keturunan
juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi
perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6.Lingkungan
Lingkungan
yang dimaksud adalah lingkungan fisik.
7.Pelayanan
Pelayanandapat
berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status
kesehatan
b.Rentang sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah
sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.
Tahapan proses sakit:
1.Tahap gejala
Merupakan
tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan
tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2.Tahap asumsi terhadap sakit
Pada
tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di
alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di
rasakan pada tubuhnya.
3.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap
ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta
nasehat dari profesi kesehatan.
5.Tahap penyembuhan
Tahap
ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan
perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
Diagram
rentang sehat sakit
4. Konsep lingkungan
Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan
ini adalah memandang bahwa lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan
spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan
keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkannya
sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
2.6.FALSAFAH KEPERAWATAN DI
INDONESIA
1.
Perawat kurang memahami
maksud falsafah keperawatan secara menyeluruh
2.
Perawat memahami
falsafah keperawatan hanya pada tataran kognitif saja.
3.
Sikap profesionalisme perawat
belum memadai yang ditandai oleh kurangnya kemampuan perawat dalam
berinspirasi, menurunnya kemampuan menjalin hubungan rasa saling percaya dan
konfidensi dengan klien, pengetahuan yang belum memadai, dan kapabilitas
terhadap pekerjaan. Selain itu juga, perawat cenderung kurang terbuka dengan
ide-ide baru, kurang berinteraksi dengan orang lain secara harmonis,
berpenampilan buruk, dan bekerja semata-mata berorientasi pada uang, jabatan
atau yang lainnya.
4.
Tingkat pengetahuan dan
pendidikan para perawat yang tidak merata.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Cara
Agar Paradigma Keperawatan Dapat Diaplikasikan.
Karena keperawatan merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang
tugasnya memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga dan masyarakat
maka diperlukan sebuah paradigma untuk dijadikan sebagai landasan, tetapi bukan
hanya sekedar untuk dihapal secara konseptual tetapi lebih untuk dapat memberi
makna, menyikapi, memikirkan, memilih tindakan terhadap berbagai fenomena
tindakan keperawatan yang akan diberikan.
Melihat, yaitu memperhatikan tanda dan gejala yang muncul dari individu, keluarga dan masyarakat.
Memberi makna, yaitu sejauh mana masalah itu mempengaruhinya.
Menyikapi, yaitu respon perawat dalam melihat masalah yang dihadapi klien.
Memikirkan tindakan, yaitu mencari alternatif tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Memilih tindakan, yaitu dari berbagai alternatif tindakan mana yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Sejauh ini konsep paradigma keperawatan sudah dikenal dan disosialisasikan pada mahasiswa keperawatan namun pemahaman konsep tersebut dalam praktek keperawatan sejauh ini belum ada yang tahu perkembangannya karena untuk memantau hal tersebut dilapangan cukup sulit karena terbatasnya sumber daya manusia yang berkompeten dalam hal tersebut, juga cukup sulit untuk mengukurnya karena paradigma tersebut adalah hal yang cukup abstrak tetapi dampaknya cukup nyata dalam praktek keperawatan.
Orang yang berasal dari latar belakang budaya yang sama dan atau status sosial ekonomi yang sama seringkali membagi sikap, mitos dan nilai-nilai yang dapat diperbandingkan dalam hubungannya dengan kesehatan mereka. Hal ini secara khusus telah didokumentasikan dalam masyarakat miskin (Mc. Lachlan, 1958).
Beberapa masalah kesehatan yang menjadi endemik diseluruh komunitas atau kelompok boleh jadi dianggap sebagai suatu persoalan biasa, bukan dianggap sebagai penyakit. Kebiasaan dan norma dalam masyarakat, seringkali menentukan apakah perilaku tertentu dianggap sakit atau sehat (Johada, 1958).
Orang mempunyai cara yang berbeda dalam menentukan apakah mereka sehat atau sakit. Beberapa orang merasa bahwa mereka sakit hanya bila mereka tidak dapat bekerja lagi atau melakukuan aktivitas dan peran yang biasa mereka lakukan, beberapa orang lain sangat menyesuaikan diri terhadap fungsi fisiologis mereka dan bahkan mengenal tanda dan gejala minor yang menunjukan penyakit dan sakit. Orientasi ketiga terhadap sakit adalah bahwa orang sakit bila mereka merasa tidak enak.
Melihat, yaitu memperhatikan tanda dan gejala yang muncul dari individu, keluarga dan masyarakat.
Memberi makna, yaitu sejauh mana masalah itu mempengaruhinya.
Menyikapi, yaitu respon perawat dalam melihat masalah yang dihadapi klien.
Memikirkan tindakan, yaitu mencari alternatif tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Memilih tindakan, yaitu dari berbagai alternatif tindakan mana yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Sejauh ini konsep paradigma keperawatan sudah dikenal dan disosialisasikan pada mahasiswa keperawatan namun pemahaman konsep tersebut dalam praktek keperawatan sejauh ini belum ada yang tahu perkembangannya karena untuk memantau hal tersebut dilapangan cukup sulit karena terbatasnya sumber daya manusia yang berkompeten dalam hal tersebut, juga cukup sulit untuk mengukurnya karena paradigma tersebut adalah hal yang cukup abstrak tetapi dampaknya cukup nyata dalam praktek keperawatan.
Orang yang berasal dari latar belakang budaya yang sama dan atau status sosial ekonomi yang sama seringkali membagi sikap, mitos dan nilai-nilai yang dapat diperbandingkan dalam hubungannya dengan kesehatan mereka. Hal ini secara khusus telah didokumentasikan dalam masyarakat miskin (Mc. Lachlan, 1958).
Beberapa masalah kesehatan yang menjadi endemik diseluruh komunitas atau kelompok boleh jadi dianggap sebagai suatu persoalan biasa, bukan dianggap sebagai penyakit. Kebiasaan dan norma dalam masyarakat, seringkali menentukan apakah perilaku tertentu dianggap sakit atau sehat (Johada, 1958).
Orang mempunyai cara yang berbeda dalam menentukan apakah mereka sehat atau sakit. Beberapa orang merasa bahwa mereka sakit hanya bila mereka tidak dapat bekerja lagi atau melakukuan aktivitas dan peran yang biasa mereka lakukan, beberapa orang lain sangat menyesuaikan diri terhadap fungsi fisiologis mereka dan bahkan mengenal tanda dan gejala minor yang menunjukan penyakit dan sakit. Orientasi ketiga terhadap sakit adalah bahwa orang sakit bila mereka merasa tidak enak.
3.2. Perbedaan
falsafah keperawatan dengan falsafah dari disiplin ilmu lainnya
Falsafah keperawatan memandang manusia secara
holistic sehingga harus dipenuhi kebutuhannya secara utuh/ holistic
dan komprehensif juga. Hal ini tidak ditemukan pada falsafah
profesi yang lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Falsafah adalah
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, azas-azas,
hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta.
Paradigma adalah suatu
perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi
penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai
suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia (Poerwanto. P, 1997).
keperawatan merupakan profesi yang mempunyai tujuan
untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam menjalankan keperawatan digunakan ilmu
dan seni serta mnggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah yang
dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan profesional.
Falsafah keperawatan
adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi keperawatan yang
menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan
bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan..Keperawatan menganut
pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia
bio-psiko-sosial-spiritual.
paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang
mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Komponen paradigm kesehatan meliputi :
1.
Konsep manusia
2.
Konsep keperawatan
3.
Konsep sehat sakit
4.
Konsep lingkungan
FALSAFAH KEPERAWATAN DI INDONESIA
1.
Perawat kurang memahami
maksud falsafah keperawatan secara menyeluruh
2.
Perawat memahami
falsafah keperawatan hanya pada tataran kognitif saja.
3.
Sikap profesionalisme perawat
belum memadai yang ditandai oleh kurangnya kemampuan perawat dalam
berinspirasi, menurunnya kemampuan menjalin hubungan rasa saling percaya dan konfidensi
dengan klien, pengetahuan yang belum memadai, dan kapabilitas terhadap
pekerjaan. Selain itu juga, perawat cenderung kurang terbuka dengan ide-ide
baru, kurang berinteraksi dengan orang lain secara harmonis, berpenampilan
buruk, dan bekerja semata-mata berorientasi pada uang, jabatan atau yang
lainnya.
4.
Tingkat pengetahuan dan
pendidikan para perawat yang tidak merata.
4.2. Saran
·
Bagi perawat diharapakan mampu
memahami dan menerapkan falsafah dan paradigm keperawatan dalam praktek
lapangan
·
Bagi pendidikan diharapkan perlunya
menyediakan buku refrensi yang ada kaitan dengan judul sehingga bias menambah
wawasan yang lebih luas
·
Bagi mahasiswa keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang falsafah dan paradigm keperawatan
agar nantiya bias mengaplikasikan di dalam hal nyata.