Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian DSS (DENGUE SHOCK SYNDROME)

Pengertian DSS (DENGUE SHOCK SYNDROME) - Definisi/Pengertian
Penyakit Dengue adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus ( arthropod-borne virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti ) (Ngastiyah dan Ilmu Kesehatan Anak)
Penyakit Dengue Haemoragie Fever adalah penyakit Demam Dengue dengan manifestasi perdarahan ( sumarmo dkk ;2008)
Penyakit Dengue Shock Syndrom (dss) adalah penyakit DHF yang mengalami renjatan atau shock ( Mansjoer, Arief.dkk;2001.428)

Etiologi/penyebab
Virus dengue termasuk group B arthropod borne virus ( arbovirus) dan sekarang dikenal sebagai genus flavivirus/family flaviviridae yang mempunyai 4 jenis serotype yang diberi nama Den-1,Den-2,Den-3,dan Den-4. ( sumarmo,s dkk;2008.156)
Virus dengue dengan serotype Den-1 sampai dengan Den-4 yang ditularkan melalui vector Nyamuk Aedes Aegypi,Aedes albopictus dan Aedes Polynesiensis dan beberapa spesies lain yang merupakan vector yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype yang bersangkutan akan tetapi tidak ada perlindungan antibody terhadap serotype yang lain. (Mansjoer,arief;2001.419)

Patofisiologi.
Patofisiologi yang utama pada dengue shock syndrome ialah reaksi antigen-antibodi dalam sirkulasi yang mengakibatkan aktifnya system komplemen C3 dan C5 yang melepaskan C3a dan C5a dimana 2 peptida tersebut sebagai histamine tubuh yang merupakan mediator kuat terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah yang mendadak sebagai akiba terjadinya perembesan plasma dan elektrolit melalui endotel dinding pembuluh darah dan masuk ke dalam ruang interstitial sehingga menyebabkan hipotensi,peningkatan hemokonsentrasi,hipoproteinemia dan efusi cairan pada rongga serosa.
Pada penderita dengan renjatan/shock berat maka volume plasma dapat berkurang sampai kurang lebih 30% dan berlangsung selama 24 – 48 jam. Renjatan hipovolemia ini bila tidak ditangani segera akan berakibat anoksia jaringan,asidosis metabolic sehingga terjadi pergeseran ion kalsium dari intraseluler ke extraseluler. Mekanisme ini diikuti oleh penurunan kontraksi otot jantung dan venous pooling sehingga lebih memperberat kondisi renjatan/shock.
Selain itu kematian penderita DSS ialah perdarahan hebat saluran pencernaan yang biasanya timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak diatasi secara adekuat.


Terjadinya perdarahan ini disebabkan oleh:
o Trombositopenia hebat,dimana trombosit mulai menurun pada masa demam dna mencapai nilai terendah pada masa renjatan.
o Gangguan fungsi trombosit
o Kelainan system koagulasi,masa tromboplastin partial,masa protrombin memanjang sedangkan sebagian besar penderita didapatkan masa thrombin normal,beberapa factor pembekuan menurun termasuk factor ,V,VII,IX,X,dan fibrinogen.
o DIC /Desiminata Intravakuler Coagulasi
Pada masa dini DBD peranan DIC tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan perembesan plasma,namun apabila penyakit memburuk sehingga terjadi renjatan dan asidosis metabolic maka renjatan akan mempercepat kejadian DIC sehingga peranannya akan menonjol. Renjatan dan DIC salig mempengaruhi sehingga kejadian renjatan yang irreversible yang disertai perdarahan hebat disemua organ vital dan berakhir dengan kematian.( Rampengan dkk;1997.143)

Pemeriksaan Penunjang.
Dalam menentukan diagnosis DHF/DBD minimal 2 kriteria laboratirik yaitu
1. Hemokonsentrasi yaitu meningginya nilai hematokrit/Ht > 20%
2. Trombositopenia yaitu penurunan trombosit dibawah 100.000/mm3
3. Sediaan harus darah tepi yaitu t'dapat fragmentosit yg menandakan t'jadinya hemolisis.
4. Sumsum tulang terdapat hipoplasi system eritopoietik yang disertai hiperplasi system RE
5. Kelainan elektrolit :
∙ Hiponatremia
∙ Hiperkalemia
∙ Hipoloremia ringan
∙ Asidosis metabolic dengan alkalosis kompensatori
∙ Osmolalitas plasma menurun.
6. Tekanan koloid onkotik menurun
7. Protein plasma menurun
8. Serum transaminase sedikit meninggi.

Penatalaksanaan.
Penatalaksanaan renjatan pada DBD merupakan suatu masalah yang sangat penting yang harus diperhatikan, oleh karena angka kematian akan sangat tinggi apabila penanganan DHF/DBD dengan renjatan tidak ditanggulangi secara adekuat.
Prinsip utama penanganan DSS :
o Atasi segera hipovolemia
o Lanjutkan p'nggantian cairan yg msh trs keluar dr pembuluh darah slama 12 -24 jam / paling lama 48 jam
o Koreksi keseimbangan asam-basa
o Beri darah segar bila ada perdarahan hebat.

I. Komplikasi.
- Perdarahan massif
- Kegagalan pernafasan karena edema paru dan kolaps paru
- Ensefalopati dengue
- Kegagalan jantung.