Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Kebutuhan Aktivitas

Kebutuhan Aktivitas

A.Aktivitas
Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas, seperti berdiri, berjalan, dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem saraf dan muskuloskeletal. Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
   
Ada pun sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas:
1.   Tulang
Merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, diantaranya :
a. Mekanis :
- Membentuk rangka
- Tempat melekatnya berbagai otot.
b. Tempat penyimpanan mineral (Kalsium dan Fosfor).
c. Tempat sumsum tulang sebagai pembentuk sel darah.
d. Pelindung organ-organ dalam.
Jenis tulang :
a. Pipih ( kepala dan pelvis).
b. Kuboid (Vertebra dan tarsal).
c. Panjang (Femur dan Tibia).
2. Otot dan tendon
- Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak sesuai keinginan
- Tendon adalah suatu jaringan ikat yang melekat pada tulang, origo adalah tempat asal tendon dan insersio adalah arah tendon.
- Terputusnya tendon akan membuat kontraksi otot tidak akan dapat menggerakkan tulang
3. Ligamen
  Merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.
4. Sistem Syaraf
- Terdiri dari sistem syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi (perifer).
- Setiap syaraf memiliki bagian somatis dan otonom.
- Bagian Somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik.
5. Sendi
   Merupakan tempat bertemunya dua ujung tulang atau lebih.Sendi membuat segmentasi darikerangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan bebagai pertumbuhan tulang.
Aktivitas organ



B.Kemampuan Mobilitas

Pengertian Mobilitas
                   Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dengan tujuan memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya.
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
Jenis mobilitas :
1. Mobilitas penuh
Kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan ineraksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
2. Mobilitas sebagian
Kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh ganguan syaraf motorik dan sensorik.
a.    Mobilitas sebagian temporer
Mobilitas Sebagian Temporer merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Kemungkinan disebabkan oleh trauma pada muskuloskeletal, Contoh: adanya dislokasi sendi dan tulang.
b.    Mobilitas sebagian permanent
Mobilitas Sebagian Permanen merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan rusaknya sistem syaraf yang reversibel, contoh: hemiplegia akibat stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang.
Faktor yang mempengaruhi mobilitas :
1.   Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2.   Proses penyakit
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.
3.   Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh, memiliki kemampuan mobilitas yang kuat dibandingkan dengan orang yang karena adat budaya tertentu dibatasi aktifitasnya.
4.   Tingkat energy
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas yang baik dibutuhkan energy cukup.
5.    Usia dan status perkembangan
Terdapatperbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.









Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah,sebagai berikut :
Tingkat Aktivitas/Mobilitas
Kategori
Tingkat 0
Tingkat 1
Tingkat 2

Tingkat 3

Tingkat 4

Mampu merawat diri sendiri secara penuh.
Memerlukan penggunaan alat.
Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain.
Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan.
Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan.

C.Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian rentang gerak (range of mation-ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
Melatih rentang gerak sendi:
Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
1. Tekuk tangan pasien kedepan sejauh mungkin

Fleksi dan ekstensi siku
2. Tekuk siku pasien sehingga tangannya mendekat bahu
3. Lakukan dan kembalikan ke posisi semula

Pronasi dan supinasi lengan bawah
4. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya
5. Kembalikan keposisi semula
6. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap kearahnya
7. Kembalikan keposisi semula

Pronasi fleksi bahu
8. Angkat lengan pasien pada posisi semula

Abduksi dan Adduksi
9.   Gerakan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat
10. Kembalikan keposisi semula

Rotasi bahu
11. Gerakkan lengan bawah kebawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap kebawah
12. Kembalikan keposisi semula
13. Gerakkan lengan bawah kebelakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap keatas
14. Kembalikan keposisi semula

Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki
15. Tekuk jari-jari kaki kebawah
16. Luruskan jari-jari kemudian dorong kebelakang
17. Kembalikan ke posisi semula

Infersi dan efersi kaki
18. Putar kaki kedalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya
19. Kembalikan keposisi semula
20. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki       lainnya
21. Kembalikan keposisi semula

Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
22. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki kearah dada pasien
23. Kembalikan ke posisi semula
24. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien

Fleksi dan ekstensi lutut
25. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkah paha
26. Lanjutkan menekuk lutut kearah dada sejauh mungkin
27. Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki keatas
28. Kembali keposisi semula

Rotasi pangkal paha
29. Putar kaki menjauhi perawat
30. Putar kaki ke arah perawat
31. Kembalikan keposisi semula

Abduksi dan adduksi pangkal paha
32. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien
33. Gerakkan kaki mendekati badan pasien
34. Kembalikan keposisi semula
                                  
                                                  
          Reaksi karena kekurangan rentang gerak


D.Kemampuan Kekuatan Otot
Daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot utnuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan kekuatan otot adalah tenaga, gaya atau ketegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Seseorang mungkin memiliki kekuatan pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki pada bagian otot lainnya.
Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak.


Beberapa cara untuk melatih kekuatan otot:
    
Mengontrol cara kerja dan kekuatan otot secara otomatis.

Mengukur kekuatan otot:
Skala 0.
     Artinya otot tak  mampu bergerak, misalnya jika tapak tangan dan jari mempunyai skala 0 berarti tapak tangan dan jari tetap aja ditempat walau sudah diperintahkan untuk bergerak.

Skala 1.
     Jika otot ditekan masih terasa ada kontraksi atau kekenyalan ini berarti otot masih belum atrofi atau belum layu.

Skala 2.
Dapat mengerakkan otot atau bagian yang lemah sesuai perintah misalnya tapak tangan disuruh telungkup atau lurus bengkok tapi jika ditahan sedikit saja sudah tak mampu bergerak

Skala 3.
Dapat menggerakkan otot dengan tahanan minimal misalnya dapat menggerakkan tapak tangan dan jari

Skala4.
     Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan.

Skala 5.
 Bebas bergerak dan dapat melawan tahanan yang setimpal

Skala diatas pada umumnya dipakai  untuk memeriksa  penderita yang mengalami kelumpuhan selain mendiagnosa status kelumpuhan juga dipakai untuk melihat apakah ada kemajuan yang diperoleh selama menjalani perawatan atau sebaliknya apakah terjadi perburukan pada seseorang penderita.
Menjabat tangan pasien dapat juga di gunakan untuk mengukur kekuatan ototnya, dengan cara  mengajak berjabat tangan  dan menganjurkan pasien untuk mengerahkan tenaga memencet jari-jari kita. Kalau lemah akan terasa tangan pasien tak mampu meremas kuat tangan kita. Kesulitannya adalah kalau pasien cewek yang tak pernah menggunakan tenaga otot jari tangan, remasannya terasa kurang kuat walaupun sudah dipaksakan untuk itu dapat diperiksa lebih jauh dengan hati-hati.